Jeritan Anak Rimba
“Lupa bagaimana menggali dan merawat tanah kelahiran adalah lupa akan diri sendiri”
Kaum Miskin Indonesia
Selasa, 21 Juli 2015
Senin, 12 Januari 2015
Strategi
Strategi
Pengertian strategi pada umumnya
berasal dari bidang militer. Kata itu berasal dari Bangsa Yunani, yang
artinya ”Kepemimpinan” atas ”Pasukan”.
Von
Clausewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri bukanlah
merupakan suatu kemenangan yang tampak di permukaan, melainkan kedamaian
yang terletak di belakangnya. Pengertian ini juga sangat penting dan
erat kaitannya bagi strategi politik yang dijalankan suatu partai
politik, dalam hal ini adalah strategi yang dilakukan partai dengan cara
mempengaruhi dan merekrut individu-individu dalam masyarakat. Strategi
itu
sendiri
memiliki tujuan yang paling utama adalah “kemenangan”. Kemenangan akan
tetap menjadi fokus partai politik dalam memperoleh suara terbanyak pada
pemilihan umum dan akan berhasil memenangkan setiap calon-calon yang
diajukan partai.
Strategi Politik
Menurut Peter Schorder dalam
bukunya yang berjudul Strategi Politik, Politik Strategi politik itu
sendiri merupakan strategi atau tehnik yang digunakan untuk mewujudkan
suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah
partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang
sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu
proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari
keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang
ingin dicapai dan juga segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi Pemilihan Umum
Bagi setiap Partai Politik
strategi dalam mengikuti atau memenangkan Pemilihan Umum adalah sesuatu
hal yang harus dimiliki dan ini juga merupakan bagian dari Grand
strategi Partai Politik, yaitu Strategi Politik. Sebuah bentuk strategi
politik yang khusus adalah strategi pemilihan umum, yang diutamakan
disini adalah memperoleh kekuasaan dan sebanyak mungkin pengaruh dengan
cara memperoleh hasil yang baik dalam pemilu, sehingga politik dapat
diwujudkan dalam suatu perubahan dalam masyarakat dapat tercapai.
Dalam
masyarakat demokratis, pemilu yang demokratis dalam berbagai bentuk dan
kemungkinannya dilaksanakan sebelum seseorang dapat mengambil alih
kekuasaan dan mendapat kemungkinan untuk memiliki pengaruh. Oleh karena
itu, pihak yang bersangkutan harus memperoleh suara yang cukup dalam
pasar pemilu agar ia dapat memiliki pengaruh. Oleh sebab itu,
pertempuran untuk memperoleh suara, pemilih harus direncanakan dengan
hati-hati dan untuk itu dibutuhkan apa yang disebut dengan ’Strategi’.
Strategi
pemilu untuk memperoleh kekuasaan seringkali dipandang sebagai hal yang
buruk, bahkan oleh partai yang bersangkutan. Tetapi tanpa adanya
kekuasaan ini bagi calon atau partai terkait, konsep politik lain yang
bukan merupakan konsep politik merekalah yang akan diterapkan. Padahal
konsep politik lain itu menurut pandangan para politisi, suatu partai
biasanya lebih buruk daripada konsep mereka sendiri. Ada beberapa konsep
strategi politik dalam upaya pemenangan pemilu.
Jenis-jenis Strategi
Menurut Peter Schorder Strategi terbagi dua yaitu (1) Strategi Ofensif, dan (2) Strategi defensif.
1.
Strategi Ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi menembus
pasar. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan
politik, yang harus dijual adalah perbedaan terhadap keadaan yang
berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan.
Strategi
ofensif ini sangat dibutuhkan, misalnya apabila suatu partai ingin
menambah atau meningkatkan jumlah massa pemilihnya. Dalam hal ini harus
ada lebih banyak orang yang memiliki pandangan dan pemikiran yang
positif terhadap partai tersebut, sehingga nantinya kampanye yang akan
dilaksanakan partai politik akan dapat berhasil.
1.Strategi Perluasan Pasar
a. Dalam Kampanye Pemilihan Umum
Strategi
perluasan pasar yang ofensif bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih
baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh sebab itu, harus ada
suatu penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini
memilih partai pesaing. Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui
sebuah kampanye, untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran baru
dan penawaran mana saja yang lebih baik dibanding dengan penawaran
partai-partai lainnya. Perluasan pasar tidak mungkin dapat dicapai
dengan isu atau agenda yang tidak bermutu.
b. Dalam Implementasi Politik
Dalam
hal ini, produk baru yang ditawarkan yaitu politik baru atau lebih
tepatnya keuntungan yang dihasilkan politik baru tersebut harus lebih
diperhatikan. Untuk itu, pertama-tama politik harus dirumuskan secara
jelas. Politik yang belum rampung sama sekali tidak menariknya dengan
produk yang belum rampung. Dalam hal ini pihak eksekutif sering sekali
bertindak salah karena produk dan keuntungan yang ditawarkannya tidak
dirumuskan secara jelas sehingga tidak dapat dimengerti oleh warga.
Sebelum pelaksanaan, perlu dilakukan pekerjaan pada hubungan
kemasyarakatan yang baik, karena apabila hal ini tidak dilakukan, proyek
tersebut sewaktu-waktu dapat saja didiskriminasikan.
2. Strategi Menembus Pasar
Strategi
menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga
yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik
atau baru, melainkan” penggalian potensi” yang sudah ada secara optimal.
Hal ini salah satu contohnya adalah menyangkut pemasaran
program-program yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan
intensitas keselarasan antara program dan individu terhadap, seperti
halnya memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target.
2.
Strategi defensif akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai
pemerintahan atau koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai
ingin mempertahankan mayoritasnya. Selain itu, strategi defensif dapat
muncul apabila sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut dan
penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan sebanyak mungkin.
1. Strategi Mempertahankan pasar
Ini
merupakan suatu strategi yang khas untuk mempertahankan mayoritas
pemerintah. Dalam kasus semacam ini, partai akan memelihara pemilih
tetap mereka, dan memperkuat pemahaman para pemilih musiman mereka
sebelumnya pada situasi yang berlangsung. Partai yang ingin
mempertahankan pasar, akan mengambil sikap yang bertentangan dengan
partai-partai yang menerapkan strategi ofensif.
Dalam
hubungannya dengan aliansi, partai-partai yang menerapkan strategi
defensif menjalankan sebuah pemeliharaan secara intensif terhadap
multipikator yang ada serta menawarkan insentif kepada mereka. Data-data
tentang keberhaasilan yang diperoleh disebarluaskan ke lingkungan
sekitar. Investigasi terutama dilakukan di bidang kehumasan. Dalam
organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan dan dengan
demikian pengeluaran ditekan.
Metoda Perencanaan Strategi
Dalam proses proses perencanaan
strategi pola yang diutamakan adalah pola perencanaan berdasarkan SWOT .
Proses perencanaan strategi dalam SWOT adalah strenghts, weakneeses,
oportunitie dan treaths (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).
Menurut SWOT perencanaan yang baik bekerja dalam dua bidang. Bidang
pertama, perencanan strategi membuat gambaran jelas mengenai arah yang
hendak dituju (visi dan apa yang menjadi tujuan dan alasan eksistensi
organisasi tersebut). Berdasarkan visi dan tugas ini perencanaan
strategi mengembangkan tujuan yang merupakan hasilakhir yang akan dapat
diukur dan menunjukan apakah organisasi terkait makin mendekati visi dan
tujuan utama atau malah menjauhinya. Dalam bidang kedua, perencanaan
strategi berusaha mengambarkan pada dasar realitas lingkungan kerja. Ada
dua lingkungan semacam ini : yang pertama adalah lingkungan ekternal
yang merupakan wilayah dimana pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh organisasi tersebut,dan yang kedua lingkungan internal yang terdiri
dari sumber – sumber daya, kekuatan serta berbagai kemungkinan dan
tuntutan dari organisasi itu sendiri. Analisis dalam perencanaan politik
SWOT adalah menjalin bidang pembentukan visi atau pembentukan tujuan
dan analisis lingkungan sekitar, organisasi harus mengembangkan pilihan
strategis atau jalan alternatif untuk mencapai tujuan akhir. Dengan
memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi,
pilihan semacam ini dapat dikembangkan. Analisa SWOT terdapat empat
kombinasi yang dilakukan :
1.
Strategi Kekuatan – Kemungkinan ; bagaimana kekuatan dapat digunakan
untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembang.
2.
Strategi Kekuatan – Ancaman ; bagaimana kekuatan dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi ancaman yang dapat menghalangi pencapaian tujuan dan
kesempatan.
3. Strategi
Kelemahan – Kemungkinan ; bagaimana kelemahan dapat diatasi untuk
memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembang.
4.
strategi Kelemahan – Ancaman ; bagaimana kelemahan dapat di atasi untuk
mengatasi ancaman yang dapat menghalangi pencapaian tujuan dan
kesempatan.
Rabu, 03 Desember 2014
Memecah Pembisuan, Membongkar Tabu: Mendengar Suara Korban Tragedi 1965 ( NTT )
Editor: Putu Oka Sukanta
Penerbit: Lembaga Kreativitas Kemanusiaan, Jakarta: 2011
Tebal: 315 h.
Pengantar
KARENA judul buku ini adalah Memecah Pembisuan, saya ingin mengawali ulasan ini dengan menjelaskan istilah serupa, yaitu Breaking the Silence. Breaking the Silence (BtS) adalah sebuah LSM Israel yang terletak di wilayah Barat Yerusalem, didirikan tahun 2004 oleh veteran tentara Angkatan Bersenjata Israel.[1] Kegiatan mereka antara lain mengumpulkan dan mempublikasikan kesaksian-kesaksian dan pengalaman para tentara dalam tugas dan operasi mereka di wilayah pendudukan: Tepi Barat, Jalur Gaza, dan wilayah Timur Yerusalem selama Intifada Kedua. Misi LSM ini adalah ‘memecah pembisuan’ dalam diri tentara-tentara Angkatan Bersenjata Israel yang sudah kembali dalam kehidupan sipil di Israel dan ‘mengungkap adanya ganjalan yang mereka rasakan dalam menghadapi realitas di wilayah pendudukan dan pembisuan mereka di rumah.’Sejak tahun 2004, LSM ini telah menerbitkan serial bunga rampai berjudul Kesaksian Para Tentara. Serial ini memuat ratusan kesaksian ‘dari para penjaga perbatasan, pasukan keamanan, dan mereka yang bertugas di wilayah pendudukan.’ Tujuan penerbitan buku itu adalah ‘memaksa masyarakat Israel melihat realitas yang sesungguhnya’ dan menyadari adanya ‘pelecehan, pengrusakan, dan penghancuran harta benda milik warga Palestina.’ Sebelumnya mereka dibisukan, seolah-olah perbuatan itu wajar dilakukan dan pembicaraan mengenai tindakan tentara Israel di wilayah pendudukan adalah tabu. Tentu saja organisasi ini dimusuhi pemerintah Israel. Tekanan pemerintah Israel semakin kuat ketika LSM ini mengungkap kesaksian tentara Israel yang ikut dalam pemboman Gaza tahun 2009.
Contoh kesaksian (1). ‘Saya tidak tahu apa yang dilakukan Hamas di kota Hebron, tetapi ketika terjadi ketegangan di Hebron, saya tidak pernah menyaksikan satu pun orang Arab yang mengancam keselamatan orang Yahudi. Maksudku, saya tidak pernah melihat adanya kekerasan yang dilakukan dari pihak orang Arab, atau tindakan mereka yang mengganggu orang Yahudi. Saya pikir tidak ada alasan apapun bagi orang Israel untuk takut. Orang Yahudilah yang selalu mengganggu dan membuat marah orang Arab. Mereka membuang sampah kotor ke halaman rumah orang Arab. Jika ada seorang anak Arab berlari mendekati tiga anak Yahudi, para tentara Israel akan memukul atau menghinanya. Ada begitu banyak pelecehan yang dilakukan terhadap orang Arab’ (Breaking the Silence: Soldiers’ Testimonies from Hebron 2008-2010. Booklet. Printed in Jerusalem, 2011).
Contoh kesaksian (2). Dalam serangan ke Gaza, ada 54 kesaksian tentara Israel yang mengungkap tentang penggunaan gas fosfor yang diarahkan ke pemukiman penduduk, pembunuhan korban-korban yang tidak bersalah, penghancuran ratusan rumah dan masjid tanpa tujuan dan alasan militer. Dalam serangan tersebut, taktik ‘Neighbor Procedure’ juga dipakai: penduduk sipil digunakan sebagai tameng dan dipaksa memasuki gedung-gedung bersama para tentara (Breaking the Silence: Soldiers’ Testimonies from Operation Cast Lead, Gaza 2009. Booklet. Printed in Jerusalem, 2010).
Hal yang ingin saya sampaikan dengan cerita-cerita ini bahwa pelaku pembantaian (perpetrators) sebenarnya juga merupakan korban (victims) dari sebuah sistem yang dibangun. Ketika pelaku kejahatan ‘diharuskan’ menjalankan perintah atasannya untuk melecehkan, merusak, membunuh, memperkosa, ataupun melakukan kejahatan terhadap korban yang dipandang sebagai liyan, selalu ada sisi kemanusiaan yang tidak bisa dibungkam. Bagi saya, ‘hukum’ ini merupakan sebuah kebenaran abadi.[2] Dalam sejarah pembantaian tentara Nazi terhadap orang-orang Yahudi, selalu ada orang seperti Schindler yang berjuang dengan berbagai resiko menyelamatkan sebanyak mungkin orang-orang Yahudi.
Perspektif semacam ini sangat jarang – untuk mengatakan tidak pernah terungkap dalam sejarah Tragedi 1965, kecuali di dalam karya-karya sastra Indonesia yang terbit tahun 1966-1970.[3] Yang ada dalam sejarah Tragedi 1965 adalah ‘penyesalan’ pelaku, seperti Sarwo Edhie Wibowo yang disampaikan Ilham Aidit. Buku Memecah Pembisuan: Tuturan Penyintas Tragedi ’65-66, yang dieditori oleh Putu Oka Sukanta ini memuat sebuah kisah ‘pertobatan’ itu. Bersama empat belas tulisan lainnnya yang diungkap dari perspektif korban Tragedi 1965, buku testomini semacam ini tentu saja sangat berharga untuk mengungkap tragedi bangsa Indonesia yang begitu dahsyat, yang saat ini cenderung diabaikan begitu saja.
Pertobatan: Pelaku sebagai Korban
Buku ini memberi kesempatan kepada seorang pelaku pembunuhan (eksekutor), seorang pensiunan polisi bernama Benny, untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya dalam pembantaian Partai Komunis Indonesia (PKI) di Pulau Timor, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam feature berjudul ‘Benny: Mencari Penyembuhan’ tulisan Nina Junita (h. 25-44), ada beberapa pokok kesaksian yang layak kita cermati.Pada awalnya Benny ‘masih sangat yakin bahwa pembunuhan terhadap para anggota PKI adalah sesuatu yang harus dilakukan dan benar adanya.’ Namun, ia kemudian meragukan, apakah pembunuhan itu dapat dibenarkan?
Menurut Benny, kesalahan yang jelas-jelas dilakukan oleh aparat adalah: pertama, perintah dari Jakarta untuk membunuh semua tahanan di penjara di SoE (pembunuhan tahap pertama: kasus pencurian, perkelahian, pembunuhan). Tahanan ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan PKI; kedua, pembunuhan tahap kedua dan ketiga: sekalipun ada pemeriksaan, tetapi dasarnya tetap tidak jelas, yaitu hanya karena seseorang menjadi anggota PKI dan berafiliasi pada ormas PKI seperti Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat, dan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Benny bersaksi bahwa masyarakat penerima bantuan BTI (seperti jagung, beras, gula pasir, pakaian, cangkul, benang) terdesak oleh kelaparan di Pulau Timor akibat gagal tanam dan gagal panen. Mereka tidak peduli dengan ideologi di balik pemberian bantuan itu. Bantuan seperti itu pun diberikan oleh Gereja Masehi Indonesia Timur.
Tetapi pada saat itu, semua orang percaya bahwa PKI-lah yang membunuh para jendral di Lubang Buaya. Tidak ada orang yang berani mempertanyakan kebenaran keyakinan itu. Benny bersaksi bahwa pembunuhan itu perintah Soeharto. ‘Soeharto menyuruh kami membunuh orang-orang PKI itu. Pak Kapolres memerintahkannya pada kami. Saat itu tak ada orang yang berani mempertanyakan keyakinan itu. Bahkan mengucapkan kata kasihan kepada korban dianggap bersimpati pada PKI dan bisa ikut dibunuh’ (hlm. 34).
Masyarakat diyakinkan bahwa PKI adalah partai yang berbahaya karena (1) mengkampanyekan land-reform yang melawan tuan-tuan tanah; (2) mereka telah menggali lubang dan berencana membunuh polisi, tentara, dan bupati; dan (3) mereka adalah kaum ateis yang tidak mengenal Tuhan, karena ideologi mereka komunis. Benny tidak percaya pada isu tersebut karena: pertama, bagaimana mungkin PKI akan menyerang mereka karena mereka tidak punya senjata sama sekali; dan kedua, orang-orang yang dibunuh itu sangat khusuk berdoa.
Dengan jelas, Benny merekonstruksi pola pembantaian terhadap orang-orang PKI yang mereka lakukan sebagai berikut. (1) Orang-orang yang dicurigai sebagai anggota PKI dijemput dari rumah mereka dan ditahan; (2) Tentara (sebanyak 30 orang, kebanyakan suku Jawa, datang dari Kupang) menentukan giliran siapa yang dibunuh terlebih dahulu; (3) Para tahanan diperintahkan menggali lubang pemakaman mereka sendiri di siang hari; (4) Sebelum dibawa ke tempat eksekusi, para tahanan disiksa hingga babak belur, tangan mereka diikat dan disuruh naik truk; (5) Sebelum tiba di tempat eksekusi, mata mereka ditutup; (6) Tiba di lokasi eksekusi, mereka disuruh menghadap regu tembak membelakangi lubang; (7) Orang-orang PKI diberondong peluru. Jika setelah ditembak masih belum mati, mereka ditusuk dengan sangkur dan didorong masuk ke dalam lubang; (8) Lubang ditutup dan regu penembak meninggalkan tempat itu (hlm. 35-36).
Selama dua tahun, 1966-1967, Benny mengaku telah membunuh 17 orang PKI. Hal itu hampir membuatnya gila (mei nawa, pusing darah). Seorang temannya, Baltazar, dari Flores benar-benar menjadi gila dan berhenti dari dinas kepolisian.
Kisah selanjutnya adalah menyeruaknya rasa bersalah, pertobatan, dan pemulihan batin Benny. Tiga tahun setelah menikah, mereka tak dikaruniai anak. Pada saat yang sama, perilaku Benny menjadi sangat temperamental, rasa bersalah karena telah membantai manusia layaknya membantai binatang selalu menghantuinya. Atas saran beberapa orang, Benny menjalankan ritus penyembuhan adat dan agama. Ketika pada tahun ketiga lahir putri sulung mereka,Maria, Benny percaya bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosanya.
Sebuah fenomena lain yang muncul, yang barangkali akan menemukan momentumnya adalah dendam dan pembalasan dari pihak korban. Dalam kisah Benny, seorang anggota keluarga korban mendatangi rumah Benny dan menudingnya sebagai pembunuh anggota keluarganya. Hal yang menarik dari kisah ini adalah visi dan semangat anak-anak Benny (seluruhnya berjumlah tujuh orang), yang berusaha untuk mengenal dan berdamai dengan keluarga korban: para istri dan anak-anak orang PKI yang ditinggalkan. Mereka bahkan merekam cerita-cerita keluarga korban ini tentang penderitaan dan kekuatan mereka dalam bertahan hidup, sebagai bagian dari upaya untuk penyembuhan luka batin dan trauma kolektif.
Beberapa Skenario Soeharto yang Terbantahkan
Sejak berakhirnya rezim totaliter Orde Baru di tahun 1998, kisah-kisah mengerikan yang dialami korban Tragedi 1965 mulai dipublikasikan. Beberapa di antaranya adalah: Menembus Tirai Asap: Kesaksian Tahanan Politik 1965 karyaHaryo Sasongko (2003); Kesaksian Tapol Orde Baru: Guru, Seniman, dan Prajurit Tjakra karya Suyatno Prayitno (2003); Tahun yang Tak Berakhir: Memahami Pengalaman Korban 65, Esai-esai Sejarah Lisankarya John Rossa, Ayu Ratih, dan Hilmar Farid (2004); Memoar Pulau Buru karya Hersri Setiawan (2004); Diburu di Pulau Buru karya Hersri Setiawan (2004); Di-PKI-kan: Tragedi 1965 dan Kaum Nasrani di Indonesia Timur karya R.A.F Webb dan Steven Farram (2005), Dari Kalong sampai Pulau Buru karya Adrianus Gumelar Demokrasno (2006); Kidung pada Korban: Dari Tutur Sepuluh Narasumber Eks-Tapol karya Hersri Setiawan (2006); Menyeberangi Sungai Air Mata: Kisah Tragis Tapol ’65 dan Upaya Rekonsiliasi karya Antonius Sumarwan (2007); dan Memecah Pembisuan: Tuturan Penyintas Tragedi ’65-66 karya Putu Oka Sukanta (2011).Daftar ini agaknya masih akan terus bertambah.[4]Membaca dan mempelajari buku-buku kesaksian tersebut, tampak jelas bahwa skenario, grand design atau big picture yang dibuat di Jakarta oleh rezim Orde Baru mengenai G30S, seperti yang terungkap dalam Buku Putih Sekretariat Negara RI (1994), Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya (Jakarta: PT Dana Bhakti Wakaf), tidak terbukti. Disebutkan bahwa Gerakan 30 September merupakan sebuah gerakan massal. Gerakan itu tidak hanya dilakukan di Jakarta (Lubang Buaya), melainkan secara serempak direncanakan, diketahui, dan dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Dalam Bab IV ‘Persiapan Perebutan Kekuasaan/Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Melalui Gerakan 30 September,’ dijelaskan persiapan ‘perebutan kekuasaan’ yang dilaksanakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Bali, dan NTT. Dalam Bab V ‘Pelaksanaan Aksi Perebutan Kekuasaan/Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Melalui Gerakan 30 September,’ diungkap pelaksanaan G30S di berbagai wilayah di Indonesia (seperti disebutkan di atas, ditambah daerah Kalimantan Selatan dan daerah-daerah lain).
Sudah banyak sekali kesaksian yang telah beredar dan membuktikan bahwa gambaran-gambaran tersebut tidak benar serta sangat tidak beralasan. Perhatikan beberapa kesaksian berikut ini.
(1) Tentang dokumen PKI dan senjata yang sudah disebar ke daerah-daerah
Asman Yodjodolo (ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia Sulawesi Tengah, yang memiliki sekitar 60.000 anggota): mengaku dipaksa menandatangani secarik pengakuan ‘buatan’ yang menyatakan bahwa ia menerima beberapa senjata untuk dipergunakan sewaktu-waktu. Jika menolak mengakuinya, dia akan menerima siksaan bertubi-tubi.[5]
Lambatu Bin Lanasi (Buton, Sulawesi Tenggara): selalu ditanyakan tentang dokumen G30S PKI yang konon sudah tersebar ke Buton. Dituduhkan juga bahwa ada sebuah Kapal TNI AL yang singgah dan menurunkan 500 pucuk senjata untuk melakukan kudeta di kawasan Buton. Lambatu dan tahanan-tahanan lainnya membantah dengan keras bahwa dia mengetahui dokumen dan senjata-senjata itu. Akibatnya sangat jelas: mereka mengalami siksaan di luar peri kemanusiaan yang adil dan beradab (hlm. 71-72).
Wardik (Medan): ditahan, disiksa, dan dipaksa untuk mengaku bahwa dia menyembunyikan senjata PKI dalam jumlah banyak. Bukan hanya Wardik yang disiksa tetapi juga kakak perempuannya. Ayah Wardik bahkan dibunuh tanpa alasan yang jelas (hlm. 294-296).
(2) Tentang lubang-lubang yang sudah disiapkan di daerah
PKI di daerah-daerah disebutkan telah menggali lubang dan berencana membunuh polisi, tentara, dan bupati. Benny, pensiunan polisi yang menjadi salah satu algojo dalam pembantaian PKI di SoE, NTT, tidak melihat kemungkinan itu karena dia tahu bahwa PKI tidak memiliki senjata (hlm. 33). Adapun Lambatu Bin Lanasi (Buton, Sulawesi Tenggara) membantah tuduhan bahwa pengurus PKI telah menyiapkan lubang-lubang untuk mengubur para korbannya (hlm. 71).
Penutup
Dalam delapan tahun, BtS Israel telah mempublikasikan ratusan testimoni mengenai perlakuan di luar perikemanusiaan tentara Israel terhadap warga Palestina. Dalam 47 tahun pasca-Tragedi 65, testimoni korban Tragedi 1965 belum mencapai ratusan. Buku ini menyumbang 15 buah testimoni para penyintas yang tinggal di Medan, Palu, Kendari, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Kupang, dan Pulau Sabu. Semakin banyak kesaksian yang membuktikan bahwa pembantaian pasca-Tragedi 1965 tidak hanya terjadi di Jawa dan Bali saja, melainkan hampir merata di seluruh pelosok tanah air, termasuk daerah pelosok yang sangat terisolasi.Mengingat Tragedi 1965 merupakan salah satu Tragedi terdahsyat di dunia pada abad ke-20, kita membutuhkan lebih banyak lagi testimoni untuk menghalau lupa yang terlalu mudah menyerang bangsa kita. Tragedi 1965 tidak boleh dilupakan. Ia perlu terus direnungkan agar kita senantiasa mendapat pelajaran darinya untuk tidak mengulanginya lagi di masa depan.
Salah satu model publikasi yang belum banyak dilakukan di Indonesia adalah menuliskan berbagai macam kesaksian tentang berbagai tragedi yang terjadi dalam bentuk cerita anak-anak dengan ilustrasi yang menarik untuk dikonsumsi anak-anak. Berbagai contoh penerbitan seperti ini mudah kita temukan. Untuk tragedi Holocaust, terdapat buku anak-anak seperti: The Underground Reporter: Kisah Nyata (Kathy Kacer), Hanna’s Suitcase (Karen Levine). Dalam tragedi Pol Pot Khmer Merah, buku-buku seperti First They Killed My Father: A Daughter of Cambodia Remembers (Luong Ung), When Broken Glass Floats: Growing Up Under the Khmer Rouge (Chanrithy Him), dan Stay Alive My Son (Pin Yathay), yang benar-benar ditujukan untuk dikonsumsi anak-anak.
Kisah-kisah nyata yang dialami anak-anak pada zamannya dapat dituturkan secara mengagumkan sekaligus mengharukan. Dengan demikian, anak-anak sekarang dapat mengetahui perjuangan anak-anak dan pemuda Indonesia dalam masa-masa gelap (dark past). Dengan memahami berbagai tragedi bangsa yang besar, yang membawa korban ribuan nyawa dan harta benda, anak-anak sekarang dapat tumbuh dengan sense of history dan membangun kesadaran serta penghormatan akan hak-hak dasarnya sebagai manusia.
¶
Yoseph Yapi Taum, Dosen Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Catatan Redaksi:
Review ini sebelumnya merupakan makalah yang dibacakan dalam acara Peluncuran Buku Memecah Pembisuan: Tuturan Penyintas Tragedi ’65-66, (Putu Oka Sukanta, Ed, 2011 Jakarta: Lembaga Kreativitas Kemanusiaan), tanggal 29 Januari 2012.Penulis saat ini tengah melakukan studi tentang ‘Representasi Tragedi 1965: Sebuah Kajian New Historicism atas Teks-teks Sastra Tahun 1966-1998.’ Dapat dihubungi di email: khmer_rouge2000@yahoo.com).
[1]
Eksekutif Direktor BtS adalah Yehuda Shaul dan Direkturnya adalah
Mikhael Manekin. BtS muncul tahun 2004, diawali dengan pameran foto tiga
personel tentara (Avichai Sharon, Yehuda Shaul, dan Noam Chayut) yang
pernah bertugas di Hebron. Ketiga personel ini berkeinginan untuk
membuka mata orang Israel tentang apa yang sesungguhnya terjadi di
lapangan. Pameran ini menarik minat banyak orang untuk bergabung dan
terbentuklah LSM BtS. (lihat Breaking the Silence: Woman’s Soldiers’ Testimonies, Booklet, Printed in Jerusalem, 2009. Breaking the Silence: Soldiers’ Testimonies from Hebron 2008-2010. Booklet. Printed in Jerusalem, 2011. (Breaking the Silence: Soldiers’ Testimonies from Operation Cast Lead, Gaza 2009. Booklet. Printed in Jerusalem, 2010). Buku-buku ini tersedia secara online di: http://www.breakingthesilence.org.il.
[2] Saya tidak percaya pepatah yang menyebut “homo homini lupus” (manusia cenderung menjadi serigala yang memangsa manusia lainnya). Istilah itu hanya benar pada level hasrat kekuasaan tetapi bukan pada naluri purba insani.
[3] Lihat cerpen Di Titik Kulminasi karya Satyagraha Hoerip, Perempuan dan Anak-anaknya karya Gerson Poyk, Ancaman karya Ugati. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk oleh
Ahmad Tohari juga memperlihatkan simpati dan tindakan tokoh Rasus yang
menyelamatkan Srintil. Dalam permenungannya tentang fungsi dan peranan
tentara, Rasus memutuskan untuk ‘keluar’ dari dinas ketentaraan karena
tentara Indonesia di tahun 1960-an tidaklah seperti yang diidealkan
masyarakat Jawa: serupa Gatot Kaca.
[4] Selain itu, telah hadir pula kesaksian-kesaksian dalam bentuk VCD.
[5] Asman memberi kesaksian bahwa tahun 1965, PKI di Sulawesi Tengah sangat maju karena pimpinannya hebat, serba bisa.
Minggu, 24 Agustus 2014
Strategi Perang Sun Tzu ,Jenderal militer China kuno
Buku "The Art of War" ini menyajikan suatu filsafat perang untuk mengelola konflik dan memenangkan pertempuran. Tidak hanya berisi tulisan-tulisan dari penulis asli, tapi juga komentar dan klarifikasi dari filsuf kemudian militer, seperti Li Quan dan Du Mu. The Art of War diterima sebagai sebuah mahakarya dalam strategi dan sering dikutip dan disebut oleh jenderal dan pencetus teori sejak penerbitannya, terjemahan dan distribusinya di seluruh dunia.
Buku ini tidak hanya populer di kalangan ahli teori militer, tetapi juga telah menjadi semakin populer di kalangan para pemimpin politik dan orang-orang dalam manajemen bisnis. Meskipun judulnya The Art of War, namun buku ini menyampaikan strategi secara luas, menyentuh pada administrasi publik dan perencanaan. Teks menguraikan teori pertempuran tetapi juga pendukung diplomasi dan hubungan budidaya dengan bangsa lain sama pentingnya bagi kesehatan suatu negara.
Berikut adalah 36 strategi perang Jenderal Sun Tsu
Strategi 1
Perdaya Langit untuk melewati Samudera.
Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari. Strategi 2
Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.
Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3
Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)
Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4
Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.
Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.
Strategi 5
Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)
Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6
Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.
Strategi 7
Buatlah sesuatu untuk hal kosong.
Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.
Strategi 8
Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.)
Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Strategi 9
Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.
Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10
Pisau tersarung dalam senyum.
Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.
Strategi 11
Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)
Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12
Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)
Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.
Strategi 13
Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.
Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.
Strategi 14
Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)
Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.
Strategi 15
Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.
Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16
Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.
Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17
Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.
Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.
Strategi 18
Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya.
Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.
Strategi 19
Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)
Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya. Strategi 20
Memancing di air keruh.
Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21
Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)
Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22
Tutup pintu untuk menangkap pencuri.
Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.
Strategi 23
Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.
Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24
Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.
Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.
Strategy 25
Gantikan balok dengan kayu jelek.
Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26
Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.
Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27
Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)
Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.
Strategi 28
Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)
Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.
Strategi 29
Hias pohon dengan bunga palsu.
Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.
Strategi 30
Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.
Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.
Strategi 31
Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)
Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.
Strategi 32
Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)
Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.
Strategi 33
Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)
Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34
Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)
Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35
Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)
Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.
Strategi 36
Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:
“Jika seluruhnya gagal, mundur”
Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!
Senin, 18 Agustus 2014
Metode Penelitian dalam Psikologi
BAB I
1.1 Latar belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan). Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Oleh karena itu diperlukan metode penelitian psikologi untuk menentukan hasil-hasil dari hipotesis yang telah dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan membahas metode penelitian psikologi yaitu:
- Apa fungsi dari metode penelitian psikologi ?
- Bagaimana langkah-langkah dalam metode penelitian ?
- Bagaimana cara mengumpulkan data dalam metode penelitian psikologi?
2.1 Pengertian Metode Penelitian Psikologi
Metode penelitian psikologi adalah suatu cabang ilmu yang membahas tentang cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian di bidang psikologi gunanya untuk mencari hasil dari hipotesis yang telah dibuat. Hipotesis adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Ia merupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan logika. Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris).
2.2 Dua Bagian Besar Metode Penelitian Psikologi
1. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
2. Metode Cross-sectional
Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.
2.3 Metode Yang Digunakan Di Lapangan Psikologi
1. Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
2. Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3. Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu
4. Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5. Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sevara lisan.
6. Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
7. Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8. Metode Klinis Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9. Metode Testing Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.
10. Metode Statistik Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.
3.1 Kesimpulan
Psikologi juga mempunyai beberapa metode dalam melakukan penelitian. Mengenai metode Penelitian Psikologi, dalam hal keakuratannya saya lebih setuju dengan Metode Longitudinal karena metode ini penelitiannya membutuhkan waktu yang lama (secara vertical). Dengan waktu yang lama kita bisa lebih memahami apa yang sedang kita teliti dan akan lebih banyak masukan atau koreksi seiring berjalannya waktu, sehingga kesalahan bisa diminimalisir. Sedangkan dengan Metode Cross-sectional hanya membutuhkan waktu yang relative singkat dan penilaiannya hanya pada waktu penelitian saja. Dan bukan hal yang mustahil bila hasil metode Crosssectional akan berbeda dengan Metode Longitudinal. Apapun metode yang digunakan, pastilah hasilnya akan menghasilkan manfaat bagi kita.
Laura King, 2010. PSIKOLOGI UMUM , Jakarta : Salemba Humanika
PENDAHULUAN
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan). Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Oleh karena itu diperlukan metode penelitian psikologi untuk menentukan hasil-hasil dari hipotesis yang telah dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan membahas metode penelitian psikologi yaitu:
- Apa fungsi dari metode penelitian psikologi ?
- Bagaimana langkah-langkah dalam metode penelitian ?
- Bagaimana cara mengumpulkan data dalam metode penelitian psikologi?
BAB II
PEMBAHASAN
Metode penelitian psikologi adalah suatu cabang ilmu yang membahas tentang cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian di bidang psikologi gunanya untuk mencari hasil dari hipotesis yang telah dibuat. Hipotesis adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Ia merupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan logika. Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris).
2.2 Dua Bagian Besar Metode Penelitian Psikologi
1. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
2. Metode Cross-sectional
Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.
2.3 Metode Yang Digunakan Di Lapangan Psikologi
1. Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
2. Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3. Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu
4. Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5. Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sevara lisan.
6. Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
7. Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8. Metode Klinis Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9. Metode Testing Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.
10. Metode Statistik Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi juga mempunyai beberapa metode dalam melakukan penelitian. Mengenai metode Penelitian Psikologi, dalam hal keakuratannya saya lebih setuju dengan Metode Longitudinal karena metode ini penelitiannya membutuhkan waktu yang lama (secara vertical). Dengan waktu yang lama kita bisa lebih memahami apa yang sedang kita teliti dan akan lebih banyak masukan atau koreksi seiring berjalannya waktu, sehingga kesalahan bisa diminimalisir. Sedangkan dengan Metode Cross-sectional hanya membutuhkan waktu yang relative singkat dan penilaiannya hanya pada waktu penelitian saja. Dan bukan hal yang mustahil bila hasil metode Crosssectional akan berbeda dengan Metode Longitudinal. Apapun metode yang digunakan, pastilah hasilnya akan menghasilkan manfaat bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
teknik Penyusunan Proposal Penelitian
Ada beberapa bagian penting dalam penyusunan proposal penelitian atau proposal skripsi, diantaranya akan dijabarkan dibawah ini:
Contoh Proposal Penelitian
A. HALAMAN JUDUL
Halaman judul memuat :
judul, jenis laporan, lambang Perguruan Tinggi, nama dan NIM, nama
jurusan, nama program studi, nama perguruan tinggi dan tahun pengajuan.
- Judul Usulan Penelitian : Judul hendaknya dibuat singkat dan jelas, menggambarkan konsep dan topik dari penelitian dan menggambarkan adanya keterkaitan antara variable, lokasi penelitian dan tahun penelitian. Diketik dengan menggunakan huruf kapital, tidak boleh disingkat dan format ketikan dalam bentuk piramida terbalik ( V ).
- Jenis Laporan : Jenis laporan adalah usulan penelitian.
- Lambang Institusi Perguruan Tinggi
- Nama mahasiswa dan NIM
- Nama Jurusan
- Nama Program Studi
- Nama Perguruan Tinggi
- Tahun Pengajuan : Tahun pengajuan adalah tahun dimana usulan penelitian tersebut diajukan
B. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman persetujuan memuat : judul usulan penelitian, persetujuan dosen pembimbing beserta tanda tangan dan waktu persetujuan
C. DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan daftar yang menunjukkan isi bagian-bagian dalam skripsi maupun sub-sub bagiannya beserta nomor halamannya.
D. ISI
Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih terdapat beberapa sub bab.
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang memuat: gambaran tema
permasalahan di lokasi penelitian yang akan dibahas dan berkaitan dengan
penelitian yang akan dijalankan, diuraikan dari masalah yang luas ke
arah masalah yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data studi awal di
lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
- Adanya “seriousness of problem”,
- Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
- Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
- Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, serta
menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya
adakah, apakah, bagaimanakah, dan lainnya.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah
adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana
pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang
diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :
a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab tema / judul penelitian
b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran
atau rincian dari tujuan umum secara operasional sesuai dengan perumusan
dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan
pembahasan yang akan diperoleh dari penelitian ini.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi:
1) manfaat bagi pengguna (user), 2) pengembangan keilmuan dan 3) bagi
peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi
si peneliti, masyarakat, instansi terkait dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
sebuah kebijakan
6. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan
kemampuan mahasiswa untuk menelusuri dan mengidentifikasi penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukannya.Setiap
penelitian dilakukan dalam konteks lingkungan yang berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun penelitian tersebut
merupakan replikasi penelitian sebelumnya. Pernyataan tentang keaslian
penelitian meliputi identifikasi persamaan penelitian sebelumnya yang
sangat relevan dan perbedaannya dengan penelitian yang akan
dilakukannya.
Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu
dapat meliputi : kerangka teori, penerapan teori dalam situasi spesifik
atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yamg lebih
luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian, dan
teknik analisis atau pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk
matriks persamaan dan perbedaan penelitian sebelunya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka
merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan
buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada
bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai dalam tinjauan pustaka
harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit
dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori untuk
variabel independen, variabel dependen dan keterkaitan antar variabel
yang diteliti dengan mengacu pada penelitian sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori
menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli
tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan
mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa
definisi-definisi atau model
matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang
diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel
yang diteliti. Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan
variabel dependennya atau faktor-faktor yang diteliti serta dijelaskan
teori-teori tersebut untuk mendukung hipotesis yang akan diajukan.
b. Kerangka Teori
Kerangka teori
terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat
di dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca
pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum
mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai
kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan
efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian
merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang
berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian
dari kerangka teori. Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang
telah dipilih dari kerangka teori untuk dijadikan dasar masalah
penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan
berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesis
memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada tergantung pada jenis dan
tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya
dan pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
- Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
- Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
- Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
- Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak menimbulkan perbedaan pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya )
BAB III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian
memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen
penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan
keterbatasan
a. Jenis PenelitianBerisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b. Populasi dan Sample
Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample.
Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek maupun
obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda yang memiliki sifat atau
cirri yang bisa diteliti.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan penelitian
d. Variabel
Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian
e. Definisi Operasional
Menjelaskan bagaimana suatu variable
akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya.
Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data.
Definisi operasional mendiskripsikan variable sehingga bersifat spesifik
(tidak berintegrasi ganda), terukur, menunjukkan sifat atau macam
variable sesuai dengan tingkat pengukurannya dan menunjukkan kedudukan
variable dalam kerangka teoritis.
f. Teknik Pengumpulan Data
Berisi cara pengumpulan data yang dapat
berupa data primer maupun data sekunder. Berdasarkan caranya pengumpulan
data dapat berupa observasi, wawancara langsung, angket, pengukuran /
pemeriksanaan
g. Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian
dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman
observasi dan wawancara atau angket
h. Teknik Pengolahan Data
Berisi cara pengolahan data yang akan
dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian
i. Metode Analisis Data
Metode analisa data menjelaskan
bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian.
Kegiatan analisa data ini meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi
data. Pada tahap analisa data inidapat menggunakan uji statistik jika
memang data dlam penelitian tersebut harus diuji dengan uji statistik
j. Keterbatasan
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai
kelemahan-kelemahan dimana kelemahan tersebut ditulis dalam
keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara
teknis yang mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun
substantif, seperti : keterbatasan pengambilan sampel, keterbatasan
jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan
sebagainya
E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan
rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan
tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet atau kumpulan
karangan lain.
F. LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau
informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian seperti : peta,
surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi
usulan atau proposal penelitian.
Sabtu, 09 Agustus 2014
Kata-kata Mutiara kristen
Ia yang memaafkan mengakhiri pertengkaran
(Pepatah Afrika)
(Pepatah Afrika)
Bila Tuhan tidak berkenan mengampuni dosa, sorga akan kosong.
(Pepatah Jerman)
(Pepatah Jerman)
Keberhasilan dan kebahagiaan ada
di dalam dirimu. Keadaan jasmanimu adalah kebetulan dalam kehidupanmu,
kenyataan besar yang kekal adalah kasih dan pelayanan.
(Helen Keller)
(Helen Keller)
Akhir yang sesungguhnya dari setiap kehidupan adalah mengenal kehidupan yang takkan berakhir
(William Penn)
(William Penn)
Aku tidak akan menaruh nilai
kepada apa saja yang ada padaku atau apa yang boleh aku miliki, kecuali
dalam hubungannya dengan kerajaan Kristus.
(David Livingstone)
(David Livingstone)
Alkitab memberikan kepada kita
suatu pengharapan yang dapat terjangkau oleh yang paling lemah dan hina,
namun juga begitu tinggi sehingga yang paling baik dan luhurpun masih
harus menengadahkan wajahnya keatas.
(Wm. Jennings Bryan)
(Wm. Jennings Bryan)
Burung-burung masih dapat
bernyanyi walaupun diatas dahan tang kering. Hai orang percaya, apakah
engkau tidak dapat berbuat yang sama ?
(Charles H. Spurgeon)
(Charles H. Spurgeon)
Lebih baik kepalaku yang dipenggal dari pada lututku bertelut kepada yang lain dari pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
(William Shakespeare)
(William Shakespeare)
Tuhan memiliki dua tempat tinggal ; yang satu didalam sorga dan yang lain di dalam hati yang paling rendah dan bersyukur.
(Izaak Walton)
(Izaak Walton)
Berdoalah seakan-akan kerja tidak akan menolong, dan bekerjalah seakan-akan doa tidak akan menolong.
(Pepatah Jerman)
(Pepatah Jerman)
Mati dengan iman tidaklah begitu sulit, yang lebih sulit ialah hidup berdasarkan iman itu.
(W. M. Thackeray)
(W. M. Thackeray)
Iman yang kecilpun akan membawa jiwamu ke sorga ; tetapi iman yang besar akan membawa sorga kedalam jiwamu.
(Charles H. Spurgeon)
(Charles H. Spurgeon)
Tuhan telah mengaruniakan beberapa karunia kepada seluruh umat manusia tanpa mengecualikan seorangpun.
(Seneca)
(Seneca)
Permulaan kekhawatiran adalah akhir iman, dan permulaan iman yang benar adalah akhir kekhawatiran.
(George Muller)
(George Muller)
Engkau telah menyentuh diriku dan aku telah Kau hantarkan ke dalam damai sejahterMu
(St. Augustine)
Bila Tuhan memasukkan anak-anak’Nya dalam perapian, Ia akan berada disana juga bersama-sama dengan mereka.
(C.H Spurgeon)
Semua bangunan pengetahuan akan runtuh bagaikan puing-puing yang tidak berguna, dihadapan satu kata - IMAN -
(Napoleon Bonaparte)
Seringkali aku terdorong bertekuk
lutut dihadapan Tuhan oleh suatu keyakinan kuat, yaitu bahwa tiada
tempat lain yang tepat bagiku.
(Abraham Lincoln)
Doa adalah dinding yang kokoh dan benteng gereja, ia merupakan senjata Kristen yang ampuh.
(Marthin Luther)
Dengan iman yang teguh sebagai
mereka yang berada di tepi laut Syria mendengarkan panggilan Bapa ;
Biarlah kita seperti mereka tanpa bertutur sepatah kata bangkit dan
mengikut Dia saja
(John Greenleat Whittier)
Mereka yang tidak berani berdiri diatas kebenaran walaupun hanya berdua atau bertiga adalah budak belaka.
(James Russel Lowwel)
Kuatkanlah dirimu. Sangatlah indah
untuk bercakap-cakap dengan Tuhan ; Kita berjalan dalam padang
belantara hari ini dan di tanah perjanjian besok pagi.
(Dwigth L Moody)
segala sesuatu yang aku lihat mengajar aku untuk mempercayai Penciptaku untuk segala sesuatu yang belum aku lihat.
(Ralp Waldo Emerson)
Berhati-hatilah agar engkau tidak
putus ada terhadap dirimu sendiri, engkau diperintah untuk percaya
kepada Tuhan bukan kepada dirimu sendiri.
(St. Augustine)
Kasih akan sorga membuat seseorang bersikap sebagai penghuni sorga
(William Shakespeare)
YESUS DAN POLITIK
Penulis : Richard Daulay
Yesus adalah seorang aktivis dan pembaharu politik. Walau Yesus tidak pernah membentuk Gereja atau Partai Politik, tetapi Yesus aktif melakukan gerakan moral untuk membarui, memperbaiki, bahkan dengan cara menggoyang kemapanan dan status quo pada zamannya. Selama hidup dan pelayanannya di dunia ini, tiga setengah tahun, Dia berjuang tanpa kenal takut menentang penjajahan Romawi dan pemerintahan “boneka” Romawi yakni Sanhedrin dan Imam Kepala yang diberikan wewenang terbatas memerintah Yahudi di Palestina.
Yesus memproklamirkan agenda politik pembaharuannya, seperti terdapat dalam Lukas 4:18-19: “Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Yang pertama menjadi perhatian Yesus adalah nasib orang miskin (menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin). Dalam seluruh pelayanan dan pengajaran Yesus, orang miskin menjadi fokus. Ingat ucapan-ucapannya: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3). “Juallah segala yang kau miliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga…” (Matius 18:22). Pada hari penghakiman nanti, sikap terhadap orang miskinlah yang menentukan masuk tidaknya seseorang ke dalam hidup kekal (Matius 25:31:46).
Yesus tahu bahwa akar utama kemiskinan adalah korupsi dan manipulasi yang merajalela pada semua lapisan masyarakat terutama pada birokrasi pemerintahan yang berpusat di Bait Allah. Dengan berani Yesus melakukan demo besar-besaran, untuk mereformasi Bait Allah. Ketika Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah di Yerusalem, Dia melakukan menyerang jantung kekuasaan yang ada pada waktu itu. Bait Allah pada waktu adalah kantor Imam Besar (eksekutif) Kantor Sanhedrin Legislatif), pusat peradilan (Yudikatif), Bank Sentral yang sudah dijadikan sebagai “sarang penyamun”. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang mendengar peristiwa itu bermaksud membinasakan Yesus, tetapi mereka takut karena Yesus berdeminstrasi bersama orang banyak. Tetapi peristiwa itu menjadi alasan utama untuk menjadikan Yesus sebagai musuh utama kekuasaan, karena itu Dia harus dilenyapkan. Karena gerakan itulah Yesus terancam hukuman mati seperti tertulis dalam Yohanes 2:17, “Cinta untuk rumah-MU menghanguskan Aku.”
Yesus juga menentang pendewaan Kaisar. Pada zaman itu Kaisar dianggap “Tuhan” yang harus dimuliakan dan diagungkan. Karena itulah Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa “Bapa kami yang di sorga; dikuduskanlah Nama-Mu; Datanglah Kerajaan-Mu; Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Murid diajar untuk mengucapkan doa yang menentang sikap mengkultuskan (mensakralkan) Kaisar. Tuhan sajalah yang harus dikuduskan, raja, kehendak-Nya diikuti dst. Jadi doa ini sarat dengan perjuangan politik. Ketika Yesus ditanya tentang pajak kepada Kaisar (Negara), Dia mengatakan prinsip pemisahan Gereja dengan Negara. Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar; dan berikanlah kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:21). Pengajaran ini juga dijadikan sebagai jerat untuk menjerat Yesus.
Pada zaman Paulus orang Kristen merupakan sekte minoritas, yang status politiknya tidak jelas dan peran politiknya tidak ada. Bahkan, orang Kristen dianggap sebagai pengacau, karena mereka adalah pengikut Yesus yang belum lama dieksekusi penguasa Roma dengan hukuman mati (salib) dengan tuduhan “subersi”, karena Yesus menyatakan diri sebagai “raja” (Markus 15:26). Kekaisaran Romawi pada zaman itu bukanlah pemerintahan demokratis, di mana hak-hak sipil ditonjolkan. Kaisar-kaisar memposisikan diri sebagai dewa yang mengharuskan segenap rakyat sujud dan menyembah, kalau tidak taat akan dihukum. Ketika Paulus menulis suratnya, Nero adalah kaisar yang berkuasa, yang menganiaya orang Kristen, karena mereka menolak menyembah Kaisar. Ternyata, semakin dihambat, Kekristenan semakin merambat.
Justru dalam konteks sosial-politik yang amat memprihatinkan bagi umat Kristen itulah Paulus meletakkan landasan teologis sikap politik umat Kristen. Sebagai kelompok minoritas yang “lemah” orang Kristen pada saat itu tidak mempunyai kekutan yang berarti, kecuali kekuatan iman, untuk mempengaruhi jalannya pemerintahan dan proses politik. Tetapi Paulus justru mengingatkan orang Kristen di Roma agar tidak terpancing ke dalam dua sikap ekstrim, yang sering terjadi saat itu, yaitu: (1) gerakan radikal (gerakan politik bawah tanah) seperti dilakukan kamu “Zelot” yang melakukan perlawanan dengan cara-cara kekerasan, terorisme, untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Romawi, dan merebut kekuasaan. (2) gerakan askese (apolitik) yang menarik diri (ke gurun pasir) dari realitas sosial-kemasyarakatan atas dasar iman vertikal, yang menganggap segala yang berbau duniawi adalah dosa yang harus dihindari. Sikap Paulus adalah sikap moderat. Bagi Paulus, negara adalah “institusi illahi” (a divine institution) dengan kuasa yang datang dari Allah. Negara diciptakan Tuhan untuk menjalankan fungsi menciptakan keadilan, perlindungan, dan pelayanan public. Negara berfungsi mencegah terjadinya “hukum rimba” (yang kuat menelan yang lemah). Negara menjaga dunia ini agar tidak khaos (anarkhi). Karena itu Gereja juga dipanggil mengupayakan terciptanya damai (kesejahteraan) di dalam negara, karena dalam negara yang makmur dan damai, gereja dapat hidup lebih baik (Yeremia 29:7).
Di Indonesia (pembukaan UUD 45) tugas pemerintah adalah melindungi negara dan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut memperjuangkan perdamaian dunia. Menurut Paulus, kepada pemerintah yang menjadi “pelayan-pelayan” dan “hamba-hamba” Allah, setiap orang harus takluk, hormat dan loyal (bdk. 1 Petrus 2:17). Untuk pemerintah seperti itu orang Kristen harus taat, seperti dalam hal membayar pajak (pribadi, bumi, kekayaan dll). Politik Paulus cenderung akomodatif dan moderat. Soalnya Paulus adalah seorang warga Roma, berbeda dengan Yesus, yang warga Yahudi, jajahan Roma. Tak heran jika politik Yesus berbeda dengan politik Paulus.
Melihat perkembangan terkini, sikap politik orang Kristen dapat dibagi atas tiga kelompok.
Pertama, mereka yang apolitik, yang menganggap politik sebagai urusan duniawi yang kotor yang tidak perlu dicampuri gereja yang dianggap sebagai lembaga yang mengursi sorga saja. Walau sudah banyak Gereja dan warga Kristen Indonesia yang meninggalkan persepsi (warisan Pietisme) ini, namun dalam batas tertentu masih banyak warga yang menganut pandangan demikian. Masih banyak tokoh dan warga gereja yang apolitik. Walau gereja bukanlah kekuatan politik, tetapi kekuatan moral, namun sikap apolitik terlalu ekstrim.
Kedua, adalah kelompok yang ingin merebut kekuasaan politik (paling sedikit mempunyai kekuatan signifikan dalam struktur pemerintahan) agar dapat “menentukan jalannya negeri ini”. Kelahiran berbagai partai politik Kristen belakangan ini mungkin sebagian termasuk pada kategori yang kedua ini. Para pendiri partai Kristen itu barangkali ingin masuk dalam sistem kenegaraan melalui semangat “beriman dan berharap kepada Kristus”. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Demikian menurut penganut pandangan ini. Agaknya, sikap seperti ini lahir dari pengalaman pahit penganut pandangan ini di mana orang Kristen di Indonesia dianggap sedang dimarginalkan bahkan dianiaya. Untuk membela nasib orang Kristen di Indonesia penganut pandangan ini “bermimpi” untuk masuk dalam struktur kekuasaan dalam rangka menentukan arah pemerintahan. Dari manakah konsep seperti ini masuk ke dalam gereja-gereja di Indonesia? Pengaruh kelompok fundamentalis-konservatif Kristen di Amerika khususnya yang disebut “Christian Right” (Kristen Kanan) amat sangat besar dalam pembentukan wawasan seperti itu. Kelompok ini sangat berpengaruh besar terhadap seluruh kebijakan Presiden Bush, khususnya kebijakan luar negeri.
Ketiga, mereka yang berpendapat bahwa orang Kristen di Indonesia terpanggil sebagai garam dan terang dunia yang melalui iman Kristianinya dapat melakukan transformasi politik secara positif, kritis, kreatif, dan realistis. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ada dalam posisi ini. PGI dan gereja-gereja arus utama, sebagaimana diperankan oleh World Council of Churches (WCC), dewan gereja-gereja di berbagai negara lain adalah menjadi kekuatan moral yang dapat melakukan transformasi dan perubahan sosial melalui kosep, pemikiran, gagasan dan berbagai gerakan. Politik Yesus tergolong kepada sikap ini. Gereja-gereja harus dapat menjadi pengkritik pemerintah apabila pemerintah tidak menjalankan konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang adil. Gereja tidak dapat berdiam diri dalam dinamikan sosial-kemasyarakatan. Gereja harus ikut mengusahakan kesejahteraan kota (bangsa) karena kesejahteraan kota (bangsa) adalah kesejahteraannya juga (Yeremia 29:7).
Dalam kaitan ini gereja tidak boleh terkooptasi oleh kekuatan-kekuatan yang ada, termasuk kekuatan uang, kekuatan politik, kekuatan ideologi atau kekuatan dalam bentuk apapun. Dalam kaitan ini perlu direnungkan pernyataan Desmon Tutu, “To be neutral in a situation of injustice is to have chosen sides already. It is to support the status qua”.
Amen.
Minggu, 13 Juli 2014
kata mutiara dari tumbuhan
- Aku tercipta untukmu wahai manusia, rawat dan jagalah agar kamu tetap hidup
- Tugasku hanya bertasbih kepada Tuhan dan kehidupanku hanya untukmu wahai manusia
- Jika kau merawat aku hari ini artinya kau menyiapkan kehidupanmu 20 tahun ke depan
- Selembar daunku berarti secercah kehidupanmu
- Kau dan aku tak bisa dipisahkan karena kita saling membutuhkan
- Jika aku tidak disiram aku akan layu dan mati, itu berarti awal deritamu
- Jika aku tidak disiram aku masih dapat berharap dari hujan, tapi jika aku mati kau tak dapat berharap dari siapapun
- Kau hidup perlu oksigen dan akulah produsennya
- Kau mengeluarkan racun akulah yang membersihkannya
- Jika dahanku kau petik pasti patah tapi kau telah kehilangan sebagian hidupmu
- Aku hidup berbunga berbuah bukan untukku tapi untukmu
- Setetes air mungkin tak berarti bagimu tapi sangat bermakna bagiku
- Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang , tapi kita meminjamnya dari anak cucu
- Cintailah apa yang kau miliki dan milikilah apa yang kau cintai
- Jika anda tak disibukkan dengan ha-hal besar pasti anda akan disibukkan dengan hal-hal kecil
- Pohon yang berebut sinar matahari di hutan pasti lebih kuat dari pada pohon pakis yang berlindung di balik pohon lain
- Pohon selalu mendoakan keselamatan bagi manusia yang tangannya ringan untuk merawatnya
- Jadilah seperti tumbuhan terlihat tak melakukan apa" tapi dia sudah merencanakan sesuatu dan melakukan sesuatu yg berguna.
Sabtu, 12 Juli 2014
Tradisi Manhelan
KEFAMENANU, KOMPAS.com
— Jenazah Pius Pua Bana (49) diajak bercanda dan bergembira bersama
keluarga dan warga masyarakat Bikomi sebelum dimakamkan di Tempat
Pemakaman Umum (TPU) Maslete, Selasa (4/3/2014). Ini merupakan tradisi
masyarakat adat Bikomi.
Pantauan Pos Kupang, Selasa (4/3/2014), sebelum jenazah dikeluarkan dari rumah duka, secara berurutan istri almarhum bersama anak-anaknya memberikan penghormatan terakhir. Selanjutnya diikuti oleh saudara-saudarinya dan orangtua, keponakan langsung, keponakan luar, dan ipar dalam ipar luar.
Selanjutnya, setelah peti jenazah ditutup, pasukan "berkuda" yang menjadi kendaraan bagi Pius Pua Bana untuk dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya disiapkan, yakni dengan menyediakan dua batang bambu mentah.
Peti jenazah dikeluarkan dan saat peti jenazah dibawa keluar, istri dan anak-anak almarhum berjalan melintasi kolong peti jenazah sebagai tanda perpisahan antara almarhum dan keluarga inti.
Jenazah almarhum kemudian diarak dengan berjalan kaki mulai dari rumah duka menuju TPU Maslete yang berjarak sekitar empat kilometer. Sepanjang perjalanan, walau sempat diguyur hujan deras, ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi tetap semangat dan terus bercanda dengan almarhum, yakni dengan aksi tarik-dorong antara anggota keluarga dan masyarakat yang berada di depan versus keluarga dan masyarakat yang berada di belakang peti jenazah.
Aksi tarik-dorong peti jenazah almarhum ini sendiri dilakukan secara berulang kali, terutama di titik-titik persimpangan jalan, dan dilakukan dengan penuh sukacita dan sorak-sorai dari ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi yang ikut dalam prosesi pemakaman ini.
Aksi ini, menurut tradisi setempat, merupakan kesempatan untuk bercanda ria dengan anggota keluarga bangsawan Bikomi yang meninggal dunia.
"Ini merupakan kesempatan untuk bercanda dan bersuka cita bersama dengan almarhum untuk terakhir kali. Dan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Bikomi pada umumnya dan keluarga Bana sehingga tidak bisa kami tinggalkan. Prosesi dari rumah duka ke tempat pemakaman juga dilakukan dengan berjalan kaki karena tidak boleh dinaikkan ke atas kendaraan," jelas salah seorang keluarga almarhum, Theodorus Bana, seperti dikutip dari Pos Kupang di TPU Maslete, Selasa (4/3/2014), terkait aksi tarik-dorong jenazah almarhum Pius Pua Bana.
Sementara prosesi arak-arakan ke TPU yang dilakukan dengan berjalan kaki ini, menurut Theodorus, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi yang ada antara turunan bangsawan dan masyarakat Bikomi.
"Kalau jenazah almarhum dinaikkan ke atas mobil untuk dibawa ke tempat pemakaman, itu sama dengan kami tidak menghargai masyarakat Bikomi," tegasnya.
Tradisi Manhelan
Tradisi bercanda dengan jenazah ini dalam bahasa Dawan disebut sebagai tradisi Manhelan (saling tarik). Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun untuk semua jajaran keturunan bangsawan Bikomi, khususnya keluarga Bana.
Karena itu, setiap kali ada anggota keluarga Bana yang meninggal dunia, prosesi pemakaman dilakukan dengan berjalan kaki diwarnai aksi saling tarik-dorong, baik untuk anggota keluarga bangsawan laki-laki maupun perempuan.
Almarhum Pius Pua Bana sendiri merupakan anak ketiga dari Raja Mikael Bana. Dia merupakan calon penerima tongkat kerajaan Bana selanjutnya jika tidak meninggal.
Pantauan Pos Kupang, Selasa (4/3/2014), sebelum jenazah dikeluarkan dari rumah duka, secara berurutan istri almarhum bersama anak-anaknya memberikan penghormatan terakhir. Selanjutnya diikuti oleh saudara-saudarinya dan orangtua, keponakan langsung, keponakan luar, dan ipar dalam ipar luar.
Selanjutnya, setelah peti jenazah ditutup, pasukan "berkuda" yang menjadi kendaraan bagi Pius Pua Bana untuk dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya disiapkan, yakni dengan menyediakan dua batang bambu mentah.
Peti jenazah dikeluarkan dan saat peti jenazah dibawa keluar, istri dan anak-anak almarhum berjalan melintasi kolong peti jenazah sebagai tanda perpisahan antara almarhum dan keluarga inti.
Jenazah almarhum kemudian diarak dengan berjalan kaki mulai dari rumah duka menuju TPU Maslete yang berjarak sekitar empat kilometer. Sepanjang perjalanan, walau sempat diguyur hujan deras, ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi tetap semangat dan terus bercanda dengan almarhum, yakni dengan aksi tarik-dorong antara anggota keluarga dan masyarakat yang berada di depan versus keluarga dan masyarakat yang berada di belakang peti jenazah.
Aksi tarik-dorong peti jenazah almarhum ini sendiri dilakukan secara berulang kali, terutama di titik-titik persimpangan jalan, dan dilakukan dengan penuh sukacita dan sorak-sorai dari ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi yang ikut dalam prosesi pemakaman ini.
Aksi ini, menurut tradisi setempat, merupakan kesempatan untuk bercanda ria dengan anggota keluarga bangsawan Bikomi yang meninggal dunia.
"Ini merupakan kesempatan untuk bercanda dan bersuka cita bersama dengan almarhum untuk terakhir kali. Dan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Bikomi pada umumnya dan keluarga Bana sehingga tidak bisa kami tinggalkan. Prosesi dari rumah duka ke tempat pemakaman juga dilakukan dengan berjalan kaki karena tidak boleh dinaikkan ke atas kendaraan," jelas salah seorang keluarga almarhum, Theodorus Bana, seperti dikutip dari Pos Kupang di TPU Maslete, Selasa (4/3/2014), terkait aksi tarik-dorong jenazah almarhum Pius Pua Bana.
Sementara prosesi arak-arakan ke TPU yang dilakukan dengan berjalan kaki ini, menurut Theodorus, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi yang ada antara turunan bangsawan dan masyarakat Bikomi.
"Kalau jenazah almarhum dinaikkan ke atas mobil untuk dibawa ke tempat pemakaman, itu sama dengan kami tidak menghargai masyarakat Bikomi," tegasnya.
Tradisi Manhelan
Tradisi bercanda dengan jenazah ini dalam bahasa Dawan disebut sebagai tradisi Manhelan (saling tarik). Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun untuk semua jajaran keturunan bangsawan Bikomi, khususnya keluarga Bana.
Karena itu, setiap kali ada anggota keluarga Bana yang meninggal dunia, prosesi pemakaman dilakukan dengan berjalan kaki diwarnai aksi saling tarik-dorong, baik untuk anggota keluarga bangsawan laki-laki maupun perempuan.
Almarhum Pius Pua Bana sendiri merupakan anak ketiga dari Raja Mikael Bana. Dia merupakan calon penerima tongkat kerajaan Bana selanjutnya jika tidak meninggal.
Rumah Adat Sonaf Bikomi
Rumah Adat Sonaf Bikomi
Sonaf Bikomi merupakan rumah adat dari Suku Bana. Sonaf ini
berdampingan dengan : Tola Bikomi yaitu rumah tempat memasak jagung
mudah setelah panen pertama. Haumonef Bikomi, Ume Ola : rumah yang
pertama kali menerima sebagian hasil panen Somaf Bikomi.
Sonaf Bana mempunyai 4 saudara yang biasa disebut Ato Bana Lake Sanak yaitu :
- Sanaf Sanak berasal dari Maslete
- Sonaf Bana berasal dari Tubuhue
- Sonaf Ato berasal dari Oenemu
- Sonaf Lake berasal dari Haumeni
Sonaft didirikan oleh Aluman Bana pada tahun 1938 dan pada tahun 1942
meninggal dan diganti oleh Malafu Bana yang meninggal pada tahun 1999
kemudian diganti oleh Agustinus Bana (Ase Bana). Sonaf Bikomi berfungsi
sebagai tempat musyawarah dan upacara adat pendinginan. Sonaf Bikomi
terbagi 2 ruangan yaitu bagian depan merupakan ruang pertemuan dan
sedangkan pada bagian belakang terdapat ruang tempat tidur dan dapur.
Material yang digunakan untuk atap/ Hun dari alang - alang, tiang usuk/
Suaf terbuat dari batang cemara, usuk diukir melambangkan 8 bersaudara
(Nenis, Hala, Funan, Oetpah, Sife, Tanik dan Apaol Bana) dari tokoh ada
yang berhak mengerjakan Sonaf Bikomi. Rangka/ latah (Tak Pani) atap
terbuat dari batang pinang. Dinding/ Niki terbuat dari kayu merah. Tiang
induk/ Ni Ainaf terbuat dari kayu merah.
Bagian depan Sonaf Bikomi tertancap kayu bercabang tiga yang disebut
Haumenof Bikomi berfungsi sebagai tempat memotong ayam/ babi pada saat
upacara adat.
Sumber : Selayang Pandang Cagar Budaya & Situs di 21 Kabupaten/ Kota se-Nusa Tenggara Timur tahun 2012
Langganan:
Postingan (Atom)