“Lupa bagaimana menggali dan merawat tanah kelahiran adalah lupa akan diri sendiri”
Kamis, 27 Juni 2013
opini saya dlm menanggapi kenaikan harga BBM ....
Ngopi sambil menulis itu indah kawan,
Kenaikan BBM itu memang bagi rakyat
kecil adalah derita tapi bagi partai politik adalah sebuah pentas untuk
bisa bersandiwara. bersandiwara? ya, karena mereka memerankan peran
masing-masing agar mendapat tepuk tangan dari penonton (rakyat).
tak perlu menggunakan kata-kata yang panjang dalam mengantarkan sahabat-sahabat menuju pendapat saya ini..langsung saja, beberapa pendapat saya tentang kenaikan BBM...
Beberapa
pendapat saya jika dipandang dari dua kacamata yang berbeda yakni
positif dan negatif, pasti akan mempunyai makna tersendiri.
Dalam kacamatan positif, kenaikan harga BBM dapat menjadi sebuah dongkrak untuk meningkatkan pendapatan
Negara. Namun dalam kacamata negatif, masyarakat akan tercekik dengan
naikknya harga bahan pokok akibat imbas dari kenaikan harga BBM.
Siapa Yang untung ? dan siapa yang rugi?
Bagi partai koalisi, terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar,
kenaikan BBM bukan kiamat yang menimpa mereka. mereka tetap tetap menaikkaan BBM karena mempunyai kartu truf yang mampu
menyelamatkan muka mereka di tengah rakyat kecil? Apa kartu truf itu? membagi-bagikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Program
bagi-bagi duit kepada rakyat kecil ini dulu namax Bantuan Langsung
Tunai (BLT). bantuan itu dibagi-bagikan kepada rakyat kecil sebagai
kompensansi atas naiknya BBM. dengan bantuan itu diharapkan daya beli
masyarakat kecil tetap terjaga sehingga mereka tidak jatuh miskin.
Bagi
partai koalisi terutama Partai Demokrat dan Partai Golkar, BLSM ini
sebagai sebuah bentuk untuk menaikkan citra kepada masyarakat. Dengan
cara-cara ini maka citra partai-partai koalisi tetap terjaga dan tidak
jatuh. Adanya BLSM sendiri menimbulkan protes dari banyak kalangan
dengan tuduhan untuk kepentingan politik pada Pemilu 2014.
Dari
kenaikan BBM itu siapa yang rugi? Yang rugi pastinya rakyat kecil. pendapatan yg sudah rendah akan membuat hidup mereka semakin berat
ketika semua harga kebutuhan naik, akibat efek domino dari kenaikan BBM. apapun yg dilakukan oleh partai politik, baik itu penolakan kenaikan
harga BBM, dukungan kenaikan BBM, dan pemberian BLSM, semuanya tdk
akan menolong mereka. Kalau menolong itu sifatx hanya sesaat dan
sementara, hanya 4 bulan.
Dari kenaikan BBM itu siapa yang
untung? yang untung adalah partai politik, baik yang menolak maupun yang
mendukung kenaikan harga BBM. yg menolak, citra mereka akan naik
sebab dirasa partai-partai itu memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. sedang yg mendukung pun citra mereka akan tetap naik sebab ada BLSM. dengan BLSM maka citra partai pendukung kenaikan BBM akan tetap terjaga
bahkan program yang di pelesetkan menjadi Beli Langsung Suara Masyarakat
itu dianggap sebagai rejeki nomplok bagi rakyat kecil.
Bila
partai pendukung kenaikan BBM mengatakan subsidi BBM yang besarnya
mencapai Rp193 triliun itu bila dicabut bisa digunakan untuk pembangunan
jalan, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. pastinya
partai penentang kenaikan BBM juga akan mengatakan anggaran BLSM yang
mencapai Rp12,009 triliun itu juga bisa digunakan untuk pembangunan
fasilitas-fasilitas umum.
BBM
naik atau turun itu tidak masalah bagi para politisi sebab mereka orang
kaya yang memiliki daya beli yang tinggi. para politisi itu akan tetap bersandiwara kawan, mereka bersandiwara agar tetap
kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar