oleh : HONING mcR
DASAR PEMIKIRAN
Secara umum proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah kita masih
berkutat dan menekankan diri pada penguasaan materi (content mastery),
bukan penguasaan konsep (conceptual mastery). Anak-anak kita juga
jarang, bahkan mungkin tidak pernah, diajak dan dibiasakan dengan pola
berpikir tingkat tinggi (high order thinking).
Dan yang lebih parah, kita sebagai pendidik secara sengaja maupun tidak sengaja, mungkin tidak pernah menanamkan learn how to learn (belajar
untuk mempelajari sesuatu). Karena itu wajar bila anak-anak kita tidak
berdaya ketika diminta berpikir dan bukan menjawab soal. Reduksi konsep
learning (belajar) menjadi penguasaan materi (content mastery) sungguh
mencemaskan.
Learn How to Learn memayungi sejumlah besar konsekuensi ketrampilan
berpikir anak. Anak yang tahu cara belajar akan tahu apa yang harus
dilakukan ketika sebuah fenomena menimbulkan pertanyaan. Kala seorang
bertanya, “Di manakah Surabaya?”, anak yang tahu cara belajar akan
memikirkan beberapa alternatif pemecahan di mana ia harus mencari
jawabannya. Di peta? Di internet? Bertanya pada ayah? Guru? Dan
sebagainya dan sebagainya.
Metode pembelajaran ini bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir
siswa, artinya tujuan yang ingin dicapai dengan metode ini bukan sekedar
siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran (teoritis), akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide
kreatifnya dalam menghadapi fenomena alam dan sosial yang terjadi
dilingkungan sekitarnya. Metode ini menjurus ke kegiatan-kegiatan problem solving dan berpikir kritis siswa
dalam menghadapi situasi kehidupan nyata. Dengan membiasakan anak
menerapkan metode 5W +1H +FW dalam proses pembelajaran membuat siswa
terbiasa berpikir kritis, inquiri dalam memecahkan problema sosial dan
alam yang lebih bermakna.
METODE 5W + 1H + FW
PETUNJUK DISKRIPSI GAMBAR
- (What), Apa fenomena alam/social yang terdapat dalam gambar tersebut?
- (Why), Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apa yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi?
- (Who), Siapa aktor dibalik timbulnya fenomena alam/sosial tersebut?
- (Where), Dimana tempat/lokasi fenomena alam/social itu terjadi?
- (When), Kapan fenomena itu terjadi/dalam kondisi bagaimana fenomena itu terjadi?
- (How), Bagaimana cara/strategi menanggulangi/menghadapi fenomena tsb, memecahkan masalah tersebut?
- (For What), Untuk apa kita perlu memahami strategi/tekhnis dalam menghadapi fenome alam/social tersebut?
HASIL DISKRIPSI
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
DERAJAT RISET | PERTANYAAN | MAKNA JAWABAN |
Mengetahui, Mengenal, Mengerti | What (apa) | Ingin mengetahui konsep Anu; diskriptif; definitif |
Why (mengapa) | Menjelaskan (eksplanasi) sebab-akibat (kausalitas) shg terjadinya peristiwa anu | |
Who (siapa) | Menunjuk unit analisis orang/ individu/aktor, kelompok, atau organisasi | |
Where (dimana) | Keterangan tempat, lokasi | |
When (kapan) | Keterangan waktu, setting, situs, momen | |
Memahami dan Menganalisis | How (bagaimana) | Pemecahan masalah (solution problems): strategi, metode/cara, model, taktis, dan teknis |
Rekonstruksi, Dekontruksi (mengkritisi) | For What (untuk apa) | Rekomendasi/ Saran: manfaat, implikasi teoritis dan implikasi praktis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar