BAB 1
Pidato
sebagai medium penyampaian efektif
Pidato merupakan medium yang sangat
efektif dalam menyampaikan suatu pemikiran. Dikatakan efektif karena orator
tersebut berhubungan langsung dengan massa. Keefektifan pidato terlihat ketika
isi pidato orator tersebut dapat dipahami dan diterima public dengan baik. Agar
pidato dapat efektif, seorang orator perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Setidaknya ia memiliki waktu yang cukup untuk mengumpulkan bahan-bahan yang
akan dibicarakannya.
BAB II
Persiapan
Awal
Orator yang cermat akan memanfaatkan
sebagian organ tubuhnya untuk mengekspresikan isi pidato dengan irama yang pas.
Bagi mereka yang baru belajar berpidato, mereka mungkina agak canggung dan
tekesan demam panggng. Sebenarnya, penyakit demam panggung tersebut dapat
dihilangkan melalui latihan yang rutin. Adapun latihan tersebut berupa :
a. Melatih suara
Suara
adalah salah satu bagian terpenting dalam berpidato karena massa akan
mendengarkan suara pidato yang dikeluarkan dari mulut orator. Suara yang baik
akan menciptakan suasana menjadi hidup. Dengan melatih suara secara teratur,
akan didapatkan hasil suara yang berkualitas dan bercirikhas.
b. Melatih wajah
Melatih
wajah dan tubuh sangat penting untuk menyesuaikan suara dan gerakan tubuh. Orator
yang bersemangat akan menggunakan mimic wajah yang bersemangat pula. Ketika
bernada pelan, ia akan menggerakkan bibirnya agak sedang. Pada saat mengacungan
telunjukya, ia akan melantangkan suaranya. Gerakan wajah dan tubuh yang
bervariasi itu dapat menambah daya tarik audiens.
c. Melatih tubuh
Tidak
semua organ tubuh digerakan pada saat berpidato. Hanya sebagian organ saja yang
relative aktif bergerak saat tampil diatas podium diantaranya kepala, leher,
tangan, dan badan, sedangkan kaki hanya digerakan sesekali saja. Ada beberapa
macam gerakan tubuk yang kurang disukai oleh audiens, seperti menggaruk,
mengernitkan hidung, mengeluarkan idah, merapikan rambut, dan melototkan mata.
Sebaiknya gerakan-gerakan tersebut tidak dilakukan dan biasakan rutin untuk menggerakan
tubuh agar selalu seirama dengan mimic dan suara.
d. Menggunakan peralatan pidato
Hal
terkecil yang sering dilupakan orator tentang cara penggunaan peralatan pidato.
Dan peralatan tersebut antara lain :
1. Mikrofon
Sebenarnya baik mikrofon berkabel maupun tidak
berkabel sama dalam hal penggunaannya. Yang paling penting disini ialah jarak
yang paling baik mikrofon dengan mulut adalah satu jengkal tangan, terlalu
dekat seolah-olah member kesan yang kurang menarik dalam berpidato.
2. Pengeras suara
Sebelum pidato dimulai alangkah baiknya pengeras suara
diuji terlebih dahulu. Usaha ini sangatlah baik untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan ketika acara pidato dimulai.
3. Echo
Agar suara orator terdengar baik aturlah echo yang
terdapat pada speajer, usahakan pengaturan jangan terlalu tinggi dan pengujian
echo sebaiknya dilakukan sebelum acara pidato dimulai.
BAB III
Membangun
Mentalitsa Yang Kuat
Tidak semua orator memiliki mental
yang kuat. Terkadang orang berani bicara ketika hatinya sedang serah maupun
bahagia, tetapi ketika hadi pada suasana yang lain ia menolak tawaran untuk
tampil dengan alasasan gerogi. Sikap seperti demikian itu tidak berlaku bagi
orator yang baik karena seorang orator yang teruji mentalnya selalu siap
berpidato kapanpun ia dibutuhkan. Berikut ini adalah cara-cara menumbuhkan
mental yang kuat :
a. Menggunakan setiap kesempatan
Bahwa
kesempatan itu tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu, kita tidak petlu
menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jika kita sampai meniggalkan kesempatan itu
berarti diri kita gagal menjadi orang yang pintar dan gagal melatih mental
dalam diri kita sendiri.
b. Rajin bertanya
Cara
ini dikenal sangat efektif. Bahwa kesempatan seperti ini sering dijumpai
diberbagai tempat dan kegiatan, seperti pada saat sekolah, kuliah, seminar,
daln lain sebagainya. Bahwa dengan bertanya, berarti ilmu kita semakan
bertambah dan yang terpenting adalah jangan malu bertanya. Dengan bertanya
inilah kita sudah mampu memberanikan diri kita untuk berbicara di depan orang
lain dengan ungkapan yang kritis.
c. Membaca buku-buku psikologi
Banyak
sekai orang yang jiwanya termotivasi setelah membaca buku-buku psikologi.Dari
buku-buku seperti ini, kita dapatpelajaran yang sebelumnya tidak pernah
diketahui.
d. Membuat kelompok latihan
Usaha ini
adalh kelanjutan dari poin pertama, cara ini dilakukan dengan mengajak
teman-teman yang berminat masuk kedalam kelompok. Dengan membentuk kelompok
latihan ini kita bisa saling emberi kesempatan dan mengevaluasi
penampilan-penampilan yang telah dilakukan. Dengan demikian kita tidak perlu
malu laki berbicara di depan orang.
BAB IV
Teknik
Mempersiapkan Bahan
Persiapan yang terkonsep dan teratur
sangat diperlukan agar pidato yang kita sampaikan mudah dimengerti audiens. Ada
beberapa langkah yang perlu disiapkan dalam berpidato :
- Menentukan topic pembicaraan
Sebelum
menentukan topic pembicaraan, sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu
aspek-aspek pendukungnya seperti bagaimana public yang akan dihadapi, wata dan
karakter mereka, urgen diselenggarakan acara tersebut, dan lain sebagainya.
Penilaian seperti ini akan membantu orator mengorelasikan antara topic dan
public. Betapa senangnya orator apabila public menerima isi pembicaraannya
dengan antusias.
- Mengalanisis Audiens
Memahami
audiens dan situasi sangat memerlukan kecermatan dan kehati-hatian. Sekali
berbuat salah dalam menerapkan poin ini, rusaklah kredibelitas seseorang
sebagai orator. Tahap ini mencoba untuk meneliti dan menganalisis jenia audiens
dari berbagai sisi dan mempelajari kemungkinan-kemungkian yang akan terjadi dan
yang tidak akan terjadi. Kesalahan kecil akibat kecerobohan bisa saja
mengundang cemoohan dari audiens.
- Menganalisa jenis acara
Menganalisa
jenis acara termasuk factor yang penting untuk mempersiapkan bahan pidato
karena orator dapat menyesuaikan diri sebelum tampil. Misalnya jenis acara
formal, dalam acara seperti ini orator tampil serapi mungkin, bahasa yang
digunakan adalah bahasa formal. Beda halnya dalam acara nonformal maupun acara
keagamaan.
- Mengumpulkan dan menyusun bahan referensi
Bahan-bahan
referensi sangat membantu kualitas pembicaraan seseorang. Kuncinya adalah
sering membaca buku. Untuk mendapatkan bahan-bahan refereni sebenarnya tidak
terlalu rumit, bergantung pada topic yang akan disampaikan. Banyak sekali cara
untuk mendapatkan bahan referensi, misalnya engan pergi ke took buku, membaca
buku di perpustakaan, dan lain sebagainya.
- Melatih penyajian
Banyak
cara untuk melatih penyajian dalam berpidato. Salah satunya dengan berlatih di
depan cermin. Dengan berlatih didepan cermin kita dapat mengevaluasi gaya
bicara dan gerakan-gerakan tubuh kita. Sehingga pada saat berpidato nantinya
kita tidak akan merasa canggung dalam menyampaikan isi pidato.
BAB V
Membangun
Karakteristik Yang Khas
Seseorang dikenal karena ada
beberapa factor yang memudahkan orang lain untuk mengingatnya.Entah karena
factor wajah, postur tubuh, suara, entah kebiasaan berpakaian. Terlebih lagi
orang itu akan sangat sulit dilupakan bila ada sesuatu yang menarik yang
dimilikinya. Pribadi yang luwes seperti inilah yang sangat jarang dimiliki
setiap orang. Berikut ini adalah cara membangun kepribadian tersebut :
- Menciptakan cirri khas berbicara
Banyak
sekali orator yang kurang kreatif dan menjiplak persis gaya bicara seseorang
orator yang sudah popular. Namun, jangan dikira bahwa dengan cara ini akan
mempermudah dalam penyapmapian isi pidato maupun mendapat sempatik dari
audiens, bahkan justru akan menimbulkan cemoohan. Seorang orator yang kreatif
akan menciptakan gaya berbicara dalm berpidato yang menjdaikannya berbeda dengan
yang lainnya.
- Faktor penampilan
Jangan
sekali-sekali meremehkan factor penampilan. Bahwa seorang orator yang tampil di
depan massa akan menjdai sorotan utama yang dilihat oleh audiens. Kunci sukser
orator sejati adalah kebriliannya dalam memadukan konsep berfikir, bergaya,
berintonasi, dan berpenampilan.
- Membangun pribadi yang semarak
Sejumlah
orator telah menciptakan brand imagenya dengan humor-humro segar. Sudah tentu
sejumlah masyarakat sangat suka dengan pola sempalan seperti itu sehinggan
rekaman-rekaman pidatonya laku di pasaran. Selain itu pidatonya saat diputar
cocok untuk semua suasana. Kelebihan seperti ini sangatlah jarang dimiliki oleh
kebanyakan orator. Banyak sekali cara untuk membangu pribadi yang semarak saat berpidato salah
satu caranya dengan menyisipkan cerita, humor, dan lain sebagainya.
- Menciptakan suasana komunikatif
Pada
dasarnya, membangun suasana komunikatif bagi seorang orator tidak cukup saat
berpidato karena hal itu akan menghilangkan kesan yang terlalu eksklusif.
Membiasakan diri menyapa orang lain, seara tidak langsung telah memulai
komunikatif. Setidaknya, ungkapan yang dibalas adalah senyuman kecil yang
menggairahkan sang penyapa. Dengan menciptakan suasana yang komunikatif akan
member kesan bahwa pidato kita terasa lebih hidup.
- Pribadi yang karismatik
Sosok
manusia yang berkarismatik bukanlah sosok manusia yang misterius. Ia sangat
akrab dengan lingkungan yang ada disekitarnya, karena ia tidak suka
mengasingkan diri dari kehidupan bermasyarakat, bahwa ia mersa dirinya bagian
dari masyarakat. Oleh sebab itu, nilai-nilai yang ditanamkan orang ini adalah
bentuk pengabdian dan ketulusan.
BAB VI
Strategi
khusus mengikuti lomba pidato
Berikut ini dijelaskan factor-faktor
khsus yang dapat dijadikan strategi dalam mengikuti lomba pidato
- Menguasai otosugesti
Otosugesti
merupakan perkataan yang berada dibenak manusia . Tepatnya berada di alam baeah
sadar manusia. Sepertinya otosugesti memang tidak terlihat, namun perannya
sangat penting. Sebenarnya otosugesti dapat membuat naluri seseorang selalu
menjadi pemenang sehingga orang tersebut seakan-akan tak akan pernah lelah
berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan aksi di medan yang sesungguhnya.
- Perihal lomba pidato
Lomba
pidato menantang keberanian seseorang untuk tampil berbicara sebaik mungkin.
Oleh karena itu, seorang peserta sebaiknya tidak menggunakan naskah maupun
teks. Selain itu, seorang peserta harus tahu gaya bicara yang pantas
ditampilkan dalam lomna berpidato sebab tidak semua orang mengetahui hal ini.
Walaupun sama-sama berbicara didepan public pidato berbeda dengan khotbah dan
ceramah.
- Mengembangkan bakat-bakat khusus
Setiap
manusai memeliki kelebihan dan kekurangan, khususnya dalam menggali bakat
terpendam. Di dalam berpidato, seorang peserta harus mampu membaca diri tentang
kelebihan yang akan digali dari dirinya sendiri. Misalnya, seseorang yang
pandai dalam berdagang akan menyakinkan pembeli betapa bagusnya barang yang
dijualnya itu. Dalam berpidato, ketika menyampaikan meteri seorang orator harus
mampu menjelaskan setiap poin yang disampaikan agar para audiens paham akan
materi yang disampaikannya.
- Hal-hal khusu yang disukai juri
Sebenarnya
seorang juri itu sangat suka diajak bicara karena ia akan merasa sangat
dihargai oleh orang trsebut. Kita bisa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
criteria penilaian dalam lomba tersebut. Disamping itu, banyak sekali hal-hal
yang disukai okelh juri salah satunya adalah tepat waktu, ucapan hormat kepada
juri, dan lain sebagainya.
- Membaca kekuatan lawan
Sebenarnya
lawan dalam lomba pidato adalah tema, sekalipun belum saling mengenal. Di dalam
lomba iti, kita bukanlah mencari musuh melainkan mencari temn, Dengan demikian
lawan sebagai kawan, sehingga kita bisa menanyakan segala hal yang berkaitan
dengan pidato yang akan dia sampaikan.
BAB VII
Singgasana
sang orator ulung
Singgasana sang orator ulung
bukanlah di podium tmpat mereka berbicara. Podium hanyalah alat yang hanya
digunakan dalam beberapa waktu saja. Singgasana yang sebenarnya adalah
kejujuran dan kesetiaan, Dua hal inilah yang tidak pernah mengeksklusifkan diri
seorang orator antara dipanggung dan bukan dipanggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar