Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Minggu, 13 Juli 2014

kata mutiara dari tumbuhan

  1.  Aku tercipta untukmu wahai manusia, rawat dan jagalah agar kamu tetap hidup
  2. Tugasku hanya bertasbih kepada Tuhan dan kehidupanku hanya untukmu wahai manusia
  3. Jika kau merawat aku hari ini artinya kau menyiapkan kehidupanmu 20 tahun ke depan
  4. Selembar daunku berarti  secercah kehidupanmu
  5. Kau dan aku tak bisa dipisahkan karena kita saling membutuhkan
  6. Jika aku tidak disiram aku akan layu dan mati, itu berarti awal deritamu
  7. Jika aku tidak disiram aku masih dapat berharap dari hujan, tapi jika aku mati kau tak dapat berharap dari siapapun
  8. Kau hidup perlu oksigen dan akulah produsennya
  9. Kau mengeluarkan racun akulah yang membersihkannya
  10. Jika dahanku kau petik pasti patah tapi kau telah kehilangan sebagian hidupmu
  11. Aku hidup  berbunga berbuah bukan untukku tapi untukmu
  12. Setetes air mungkin tak berarti bagimu tapi sangat bermakna bagiku
  13. Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang , tapi kita meminjamnya dari anak cucu
  14. Cintailah apa yang kau miliki dan milikilah apa yang kau cintai
  15. Jika anda tak disibukkan dengan ha-hal besar pasti anda akan disibukkan dengan hal-hal kecil
  16. Pohon yang berebut sinar matahari di hutan pasti lebih kuat dari pada pohon  pakis yang berlindung di balik pohon lain
  17. Pohon selalu mendoakan keselamatan bagi manusia yang tangannya ringan untuk merawatnya
  18.  Jadilah seperti tumbuhan terlihat tak melakukan apa" tapi dia sudah merencanakan sesuatu dan melakukan sesuatu yg berguna.

Sabtu, 12 Juli 2014

Tradisi Manhelan

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Jenazah Pius Pua Bana (49) diajak bercanda dan bergembira bersama keluarga dan warga masyarakat Bikomi sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Maslete, Selasa (4/3/2014). Ini merupakan tradisi masyarakat adat Bikomi.

Pantauan Pos Kupang, Selasa (4/3/2014), sebelum jenazah dikeluarkan dari rumah duka, secara berurutan istri almarhum bersama anak-anaknya memberikan penghormatan terakhir. Selanjutnya diikuti oleh saudara-saudarinya dan orangtua, keponakan langsung, keponakan luar, dan ipar dalam ipar luar.

Selanjutnya, setelah peti jenazah ditutup, pasukan "berkuda" yang menjadi kendaraan bagi Pius Pua Bana untuk dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya disiapkan, yakni dengan menyediakan dua batang bambu mentah.

Peti jenazah dikeluarkan dan saat peti jenazah dibawa keluar, istri dan anak-anak almarhum berjalan melintasi kolong peti jenazah sebagai tanda perpisahan antara almarhum dan keluarga inti.

Jenazah almarhum kemudian diarak dengan berjalan kaki mulai dari rumah duka menuju TPU Maslete yang berjarak sekitar empat kilometer. Sepanjang perjalanan, walau sempat diguyur hujan deras, ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi tetap semangat dan terus bercanda dengan almarhum, yakni dengan aksi tarik-dorong antara anggota keluarga dan masyarakat yang berada di depan versus keluarga dan masyarakat yang berada di belakang peti jenazah.

Aksi tarik-dorong peti jenazah almarhum ini sendiri dilakukan secara berulang kali, terutama di titik-titik persimpangan jalan, dan dilakukan dengan penuh sukacita dan sorak-sorai dari ratusan keluarga dan masyarakat Bikomi yang ikut dalam prosesi pemakaman ini.

Aksi ini, menurut tradisi setempat, merupakan kesempatan untuk bercanda ria dengan anggota keluarga bangsawan Bikomi yang meninggal dunia.

"Ini merupakan kesempatan untuk bercanda dan bersuka cita bersama dengan almarhum untuk terakhir kali. Dan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Bikomi pada umumnya dan keluarga Bana sehingga tidak bisa kami tinggalkan. Prosesi dari rumah duka ke tempat pemakaman juga dilakukan dengan berjalan kaki karena tidak boleh dinaikkan ke atas kendaraan," jelas salah seorang keluarga almarhum, Theodorus Bana, seperti dikutip dari Pos Kupang di TPU Maslete, Selasa (4/3/2014), terkait aksi tarik-dorong jenazah almarhum Pius Pua Bana.

Sementara prosesi arak-arakan ke TPU yang dilakukan dengan berjalan kaki ini, menurut Theodorus, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi yang ada antara turunan bangsawan dan masyarakat Bikomi.

"Kalau jenazah almarhum dinaikkan ke atas mobil untuk dibawa ke tempat pemakaman, itu sama dengan kami tidak menghargai masyarakat Bikomi," tegasnya.

Tradisi Manhelan

Tradisi bercanda dengan jenazah ini dalam bahasa Dawan disebut sebagai tradisi Manhelan (saling tarik). Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun untuk semua jajaran keturunan bangsawan Bikomi, khususnya keluarga Bana.

Karena itu, setiap kali ada anggota keluarga Bana yang meninggal dunia, prosesi pemakaman dilakukan dengan berjalan kaki diwarnai aksi saling tarik-dorong, baik untuk anggota keluarga bangsawan laki-laki maupun perempuan.

Almarhum Pius Pua Bana sendiri merupakan anak ketiga dari Raja Mikael Bana. Dia merupakan calon penerima tongkat kerajaan Bana selanjutnya jika tidak meninggal.

Rumah Adat Sonaf Bikomi

                                                    Rumah Adat Sonaf Bikomi

 
Sonaf Bikomi merupakan rumah adat dari Suku Bana. Sonaf ini berdampingan dengan : Tola Bikomi yaitu rumah tempat memasak jagung mudah setelah panen pertama. Haumonef Bikomi, Ume Ola : rumah yang pertama kali menerima sebagian hasil panen Somaf Bikomi.
Sonaf Bana mempunyai 4 saudara yang biasa disebut Ato Bana Lake Sanak yaitu :
  1. Sanaf Sanak berasal dari Maslete
  2. Sonaf Bana berasal dari Tubuhue
  3. Sonaf Ato berasal dari Oenemu
  4. Sonaf Lake berasal dari Haumeni
Sonaft didirikan oleh Aluman Bana pada tahun 1938 dan pada tahun 1942 meninggal dan diganti oleh Malafu Bana yang meninggal pada tahun 1999 kemudian diganti oleh Agustinus Bana (Ase Bana). Sonaf Bikomi berfungsi sebagai tempat musyawarah dan upacara adat pendinginan. Sonaf Bikomi terbagi 2 ruangan yaitu bagian depan merupakan ruang pertemuan dan sedangkan pada bagian belakang terdapat ruang tempat tidur dan dapur.
Material yang digunakan untuk atap/ Hun dari alang - alang, tiang usuk/ Suaf terbuat dari batang cemara, usuk diukir melambangkan 8 bersaudara (Nenis, Hala, Funan, Oetpah, Sife, Tanik dan Apaol Bana) dari tokoh ada yang berhak mengerjakan Sonaf Bikomi. Rangka/ latah (Tak Pani) atap terbuat dari batang pinang. Dinding/ Niki terbuat dari kayu merah. Tiang induk/ Ni Ainaf terbuat dari kayu merah.
Bagian depan Sonaf Bikomi tertancap kayu bercabang tiga yang disebut Haumenof Bikomi berfungsi sebagai tempat memotong ayam/ babi pada saat upacara adat.
 
Sumber : Selayang Pandang Cagar Budaya & Situs di 21 Kabupaten/ Kota se-Nusa Tenggara Timur tahun 2012

Kamis, 10 Juli 2014

STRATEGI SAEMAUL UNDONG


(Oleh: Yumi Angelia)

Bila kita mengingat kembali sejarah perkembangan negara-negara di dunia ketiga, pada tahun 1960-an kondisi negara Korea dan Indonesia tidak jauh berbeda. Dengan tingkat inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi sedangkan pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan dan stabilitas politik sangat rendah. Namun apa yang kita lihat saat ini, negara Korea melaju sangat cepat dan meninggalkan negara-negara ketiga lainnya dan mulai bersaing dengan negara-negara maju lainnya termasuk macan Asia, yaitu Jepang. Semua mata dunia terarah pada Korea dan bertanya-tanya apa resepnya? Apa yang menyebabkan perkembangan yang begitu pesat di Korea? Apa yang menjadi faktor pendorong, yang sangat berpengaruh dalam memajukan bangsa Korea? Salah satu jawabannya adalah S M U. 
SMU singkatan dari Saemaul Undong (dibaca Semalundong - red) yang berarti gerakan pembangunan masyarakat desa yang membawa pencerahan spiritual dan kondisi kehidupan yang lebih baik (pendapatan, infrastruktur, lingkungan tempat tinggal dan komunitas). Gerakan ini didasarkan pada semangat menolong diri sendiri dan kerja sama dengan dukungan dari Pemerintah.
SMU telah menjadi super power bagi bangsa Korea dalam membangun negaranya dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk di antaranya gerakan penghijauan Korea (greening Korea). Kesuksesan gerakan penghijauan di Korea antara lain karena dipersiapkan dengan perencanaan yang matang dengan memperhitungkan segala aspek, seperti kondisi tanah : sifat fisik dan kimia tanah, bangunan konservasi tanah, jenis tanaman, dan lainnya. Tetapi yang paling penting dan menentukan ialah komitmen Pemerintah, baik Pusat maupun daerah untuk merehabilitasi dan merestorasi hutan Korea yang rusak parah setelah perang. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi, bahkan menjadi inspirasi dan menggugah semangat  penyuluh kehutanan sebagai agen pembaharu (change agent) untuk mengembangkan modal sosial dalam menjalankan tugas di lapangan.

TUJUAN  SAEMAUL UNDONG

SMU memiliki tujuan jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka menengah SMU adalah mencapai kondisi kehidupan yang baik, sedangkan tujuan jangka panjangnya ialah membangun komunitas masyarakat yang baik dan modern, sehingga akhirnya dapat membangun bangsa yang kuat.
Tujuan tersebut dicapai melalui : 1) peningkatan pendapatan rumah tangga petani; 2) pembangunan  infrastruktur desa; 3) perbaikan lingkungan tempat tinggal; dan 4) pencerahan spiritual serta perbaikan sistem sosial.  Semua dilandasi dengan semangat Menolong Diri Sendiri (self help) dan Kerja Sama.

1.    Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Petani
Pendapatan rumah tangga petani terdiri dari pendapatan dari hasil ladang dan pendapatan lainnya. Menemukan varietas unggulan yang dapat meningkatkan produktivitas, irigasi, teknologi penanaman dan pengelolaan lahan yang lebih maju, pemanenan, prosesing dan pemasaran merupakan aspek yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani. Menciptakan lapangan kerja baru dengan pembangunan pabrik pengolahan makanan, pasar, dan pelayanan masyarakat desa merupakan aspek lainnya yang mendapatkan perhatian untuk meningkatkan pendapatan petani.

2.    Pembangunan Infrastruktur Desa
Peningkatan infrasruktur desa diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menambah kenyamanan kehidupan di desa. Infrastruktur desa dapat digolongkan menjadi dua yaitu infrastruktur produksi pertanian dan sosial pedesaan.

3.    Peningkatan lingkungan tempat tinggal
Pembangunan tempat MCK, dapur, sistem pembuangan limbah rumah tangga untuk menciptakan kondisi kerja dan tempat tinggal yang memenuhi standar sanitasi. Penanaman pohon dan tanaman bunga untuk menciptkan lingkungan yang asri, membuat taman dan fasilitas publik untuk tempat berkumpul masyarakat desa. Aliran sungai dan hutan dilestarikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

4.    Menghidupkan spiritualitas penduduk desa
Mengembangkan kesadaran pembangunan dan menularkan semangat kerajinan, kerja sama dan menolong diri sendiri. Walaupun penduduk desa menyadari kebutuhan untuk membangun, mereka tidak memiliki akses dalam pembangunan. Oleh karena itu pemerintah menyediakan pelatihan dan penyuluhan untuk membangkitkan jiwa kepemimpinhan, dan mempelajarai cara pengelola sumberdaya dan menghasilkan produk bernilai sebagai aktivitas ekonomi. Masyarakat desa perlu mengembangkan organisasi masyarakat yang lebih efisien untuk peningkatan kinerja mereka.

PERKEMBANGAN SMU

Pelaksanaan SMU diawali dengan pemberian semen untuk pembangunan infrastruktur desa. Kemudian berkembang ke arah menstimulasi kebutuhan pembangunan, penyelesaian permasalahan desa. Selanjutnya pelatihan pemimpin SMU desa, perkembangan SMU ke daerah perkotaan dalam pembangunan pabrik dilandasi kerja sama dan self help. Akhirnya SMU berkembang lebih luas menjadi kampanye nasional.
Pada 10 tahun pertama pelaksanaan SMU, sudah terkumpul investasi sebesar 5.258 milyar won dengan sharing dari pemerintah 51% dan masyarakat 49%. Infrastruktur yang dibangun adalah jalan produksi sepanjang 6.187 km, 82.596 jembatan, 39.231 tempat pertemuan masyarakat, dan 258.000 unit rumah.

STRATEGI SAEMAUL UNDONG

Ada tiga pendekatan mendasar dalam SMU, yaitu : 1) Pendekatan Top Down - Community Based (pendekatan top down bersama Masyarakat; 2) Pendekatan Terpadu dan 3) Pendekatan The More The Better.

1.    Pendekatan Top Down-Community Based

Filosofi pembangunan masyarakat (community development) adalah masyarakat harus menidentifikasi sendiri masalahnya dan sekaligus menemukan sendiri solusi yang terbaik bagi mereka. Masyarakat tidak akan berpartisipasi pada program pembangunan apabila kegiatan tersebut tidak menjadi kebutuhan mereka.
Tetapi seringkali masyarakat tidak dapat mengidentifikasi kebutuhannya karena mereka tidak menyadari apa yang mereka butuhkan. Atau sekalipun mereka menyadari kebutuhan pembangunan, mereka tidak termotivasi untuk membangun karena mereka tidak memiliki sumberdaya dan pengetahuan untuk mencapai kebutuhannya.  Oleh karenanya mereka membutuhkan bantuan pihak eksternal untuk mencapai kebutuhannya.
SMU menggunakan pendekatan Top Down-Community Based untuk memotivasi masyarakat dan membawa kebutuhan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat. Pemerintah menyediakan kebutuhan pembangunan dan pelatihan bagi masyarakat desa untuk menyadarkan mereka tentang kebutuhan pembangunan dan untuk mengelola kelompok masyarakat untuk melaksanakan kegiatan/proyek pembangunan.
Pendekatan ini merupakan strategi yang unik, bertujuan untuk meletakkan dasar pembangunan dan memberikan pencerahan bagi masyarakat desa tentang pentingnya pendekatan bottom up. Dengan subsidi, dukungan administrasi yang intensif, pembinaan dari Pemerintah, masyarakat desa ditantang untuk memilih pemimpin mereka, memilih kegiatan dan melakukan perencanaan program dan pelaksanaan untuk meningkatkan standar kehidupan mereka. Pada proses ini Pemerintah tetap menjamin kemandirian penduduk desa untuk memutuskan penggunaan subsidi dan cara mereka membangun sesuai dengan kebutuhannya. Subsidi dan inisiatif pemerintah akan berkurang secara bertahap jika masyarakat desa telah mencapai tingkat pembangunan tertentu. 

2.    Pendekatan Terpadu

Pembangunan masyarakat harus dipadukan secara vertikal dan horisontal pada tingkat masyarakat. Integrasi vertikal berarti koordinasi antara pembangunan tingkat masyarakat dan kebijakan pembangunan Pemerintah Pusat. Integrasi horisontal berarti integrasi di antara sektor pada tingkat masyarakat.
Integrasi horizontal berarti kegiatan pembangunan individu di tingkat desa harus terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa. Di desa seringkali terjadi berbagai perencanaan pembangunan dilakukan oleh berbagai kementerian, badan, LSM pada kelompok tani yang sama. Sumber penganggaran yang berbeda dan perbedaan kepentingan menyebabkan kegiatan pembangunan di tingkat desa sulit dipadukan. Untuk dampak pembangunan yang lebih nyata, kegiatan/program pembangunan tersebut harus diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan masyarakat yang komprehensif.
Integrasi vertikal. Setiap masyarakat desa mengembangkan rencana aksi SMU masing-masing dengan dukungan subsidi dan pelatihan dari pemerintah. Setiap tahun pemerintah pusat menyediakan bahan pembangunan seperti semen, besi dan subsidi anggaran untuk partisipasi masyarakat desa dalam program SMU. Oleh karena itu rencana pembangunan tingkat mikro harus terintegrasi dengan kebijakan Pemerintah Pusat terkait pembangunan desa.
SMU merupakan gerakan penyadaran masyarakat desa untuk hidup lebih baik, sehingga tidak dapat diselesaikan sekaligus, tetapi melalui pelaksanaan kegiatan berkelanjutan selama beberapa tahun, dan tahap demi tahap. Rencana Aksi SMU biasanya ditetapkan untuk tujuan pembangunan 5 tahun, sehingga masyarakat desa memiliki visi capaian target pembangunan dalam 5 tahun dan berupaya mencapai target tersebut.
Kebijakan SMU dalam skala mikro antara lain: (1) Peningkatan pendapatan (pertanian dan non pertanian); (2) Pembangunan infrastruktur (Infrastruktur pertanian dan sosial); (3) Pembangunan komunitas (Pembangunan gedung-gedung pertemuan dan pembangunan lingkungan pedesaan); (4) Pengembangan sosial budaya (penguatan kelembagaan masyarakat); dan (5) Kesehatan dan Sanitasi (pengadaan air bersih, MCK dan lainnya).

3.    Pendekatan The Better The More

Untuk pelaksanaan SMU yang lebih baik, peran pemerintah daerah dan pemimpin SMU perlu ditingkatkan. Oleh karena itu Pemerintah Pusat mendirikan Saemaul Traning Institute untuk melatih pemimpin lokal dan pemimpin Saemaul tentang spirit Saemaul, membangun kepemimpinan, administrasi public, organisasi masyarakat dan teknologi professional dalam pertanian, kehutanan, perinakan dan lainnya.
Setelah pelatihan, pemimpin Saemaul harus dikenal kewenangan dan profesinya, sehingga pemerintah mengeluarkan kartu identitas. Pemimpin Saemaul diberikan kesempatan untuk memainkan peran penting dalam pertemuan masyarakat. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi pemimpin Saemaul, Pemerintah memberikan penghargaan Saemaul.
Untuk membangun konsensus nasional, pelatihan Saemaul melibatkan bukan saja pemimpin Saemaul tetapi pemimpin politik, pegawai pemerintah, tokoh masyarakat dan pemimpin lokal. Peserta pelatihan terdiri dari berbagai organisasi mayarakat dan pemerintah sehingga dapat saling memahami.

TANTANGAN PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Belajar dari pengalaman SMU di Korea, untuk dapat mengembangkan modal sosial yang sudah dimiliki bangsa Indonesia, beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah: Organisasi dan Partisipasi Masyarakat, Dukungan Pemerintah, Agen Pembaharu, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Masyarakat harus memiliki keinginan kuat untuk berkembang ke arah masyarakat yang lebih maju, dan membuka diri untuk mengadopsi inovasi. Jika masyarakat terus mengharapkan subsidi dari pihak luar, maka modal sosial sulit untuk dikembangkan. SMU dapat berjalan baik karena : (1) keswadayaan masyarakat desa, (2) keinginan kuat untuk berkembang, (3) kemampuan menghasilkan sumberdaya pembangunan, dan (4) kepemimpinan dalam mengorganisir dan menggerakkan masyarakat untuk pembangunan.
Dukungan Pemerintah dalam hal ini ialah memotivasi masyarakat desa untuk membangun desanya melalui penyediaan anggaran, bahan dan bantuan tenaga teknis dengan semangat keswadayaan dan kerja sama. Pemerintah perlu menetapkan gerakan membangun desa dimaksud sebagai kebijakan nasional. Pemerintah juga harus memiliki komitmen politik, menyediakan sarana pendukung : administrasi, keuangan, teknis, serta pendidikan dan pelatihan.
Agen pembaharu, dalam hal ini adalah pemimpin lokal, penyuluh ataupun pendamping berperan dalam : (1) mengubah sikap masyarakat, (2) mengembangkan keinginan masyarakat untuk berubah, (3) mendiagnosa permasalahan masyarakat dan (4) menolong mereka menemukan solusi. Agen pembaharu juga harus inovatif, dan kreatif untuk mengadopsi inovasi, memiliki kepemimpinan kuat untuk memimpin masyarakat desa dan memiliki visi untuk membangun masyarakat desanya.
Penyuluhan sebenarnya sejalan dengan jiwa dan semangat  Saemaul Undong yaitu membangkiktan semangat menolong diri sendiri (swadaya) dan kerja sama (pengembangan modal sosial). Penyuluhan sebagai suatu proses pembelajaran memiliki tujuan menolong diri sendiri dan kerja sama untuk kemandirian masyarakat. Sekarang  yang menjadi permasalahan adalah bagaimana semua warga negara dapat melihat permasalahan bangsa dan negara sebagai bagian dan tantangan bersama untuk maju. Modal sosial yang saat ini sangat lemah dan langka ialah KEPERCAYAAN (trust), kepercayaan rakyat pada pemimpin negara dan kepercayaan pemimpin negara kepada rakyatnya, sehingga saat ini KETIDAKPERCAYAAN sebagai energi super power yang meluluhlantahkan pembangunan di negara kita. Harapan kita semua, seperti syair lagu “badai pasti berlalu…semoga badai ini segera berlalu….”