Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Selasa, 07 Mei 2013

Dari facebook tembus ke hati


                                                     *  Honing MCR                                                            
     Antara bumi dan langit, mungkin seperti itulah perbedaan dan jarak di antar aku dan dia. Dia tidak cantik tapi indah di pandang, sedangkan aku ??? hah  hanyalah laki-laki biasa yg hanya bisa berharap bintang di malam hari itu bisa kugapai dari bumi yang tak tersentuh oleh hati nurani ini. Bimsalabim.... bukan curhat bukan dongeng. awal kisah antara aku dan dia pun ku buka lembaran pertama.

    Kami berkenalan lewat sebuah jejaring sosial yang bisa memperkenalkan setiap orang lewat udara dan juga bisa membuat setiap orang nyaman duduk berjam-jam di dalam kamar tanpa berbicara sambil menggerakan ke sepuluh jari-jarinya di atas sebuah papan hitam yang bisu dan seakan pasrah untuk di tekan-tekan. hah, hebat....ya hebat....lihat saja ,produk barat ini mampu membuat banyak orang sudah bisa berkomunikasi dengan sang pencipta tanpa menutup mata dan melipat kedua tangannya, cukup menggerakan jari jemari ini di atas ke 30an tombol-tombol tersebut.   produk barat ini membuat aku terdiam sejenak ketika membaca status teman kuliah yang  sedang memohon belas kasihan Tuhan dengan berkomunikasi  lewat  statusnya. seperti ini statusnya " Tuhan aq hanya bisa berserah kepada kepadaMu karna aq sudah tak mampu menanggung beban ini sendirian. God help me..!!! aku mulai bertanya dalam hati, jangan-jangan Tuhan juga punya facebook?? namanya siapa ya, biar aku add. haaah mungkin yang ini, Yunus selalu setia..? ah bukan, ini nama teman ku di kampung Maconer.hehe... aku mulai berpikir lagi , atau mungkin ini adalah salah satu cara berkominikasi dengan Tuhan di zaman yang katanya sudah modern ini...atau, atau...??? masa bodoh ah, biarkan mereka bereksprsi sesuka hati. kembali ke laaaptop saja kata mas tukul yg mukanya mirip teman SMA ku dulu dari Oehala.
  Awal perkenalan kami pun tak di sengaja, waktu itu aku ingin catting dengan  teman lama ku yang kebetulan sedang OL...eh salah masuk wall, hmmm....tiba-tiba muncul pertanyan balik, Ini siapa? sial..baru sadar,ternyata aku salah masuk wall. eheem karna foto profilnya lumayan manis maka ,seperti kata pepatah "Tak kenal maka tak di sayang". memperkerkenal diri terlebih dulu adalah cara yang baik untuk mengambil hatinya. Setelah ada respon balik, aku langsung jadi wartawan dadakan. Nama panggilannya siapa? Asli mana? Kuliah dimana? Sudah semester berapa? Dari pertanyaan-pertanyaan semacam ini sampai pada diskusi diskusi tentang dunia mahasiswa dan apalah gitu…..apa ya....,ah lupa. Diskusi lewat jejaring sosial ini berujung pada tukar –tukaran nomer Hp, maklum pria kesepian. hehe

   Komunikasi lewat jejaring sosial ini berpindah ke komukasi lewat udara (HP) yang nenek ku di kampung juga bisa menggunakannya. saling mengenal lebih jauh lagi tentang pribadi masing-masing berawal disini. Tak lupa aku SMS dan Telpon kalau  punya pulsa. Sial….tak kusangka komunikasi jarak jauh pun bisa membuat hati ini luluh oleh pribadinya yang seakan-akan cuek . eeeeits...akhirnya, jauh dimata dekat di hati, walaupun tanpa status yang jelas. Tak apalah segala sesuatu ada waktunya, seperti sebuat ayat yang ada pada Buku hitam yang katanya pemberian dari Tuhan. Pendek cerita, komunikasi ini berjalan selama 2 bulananlah, kalau tidak salah. Kalau tidak salah berarti benar ya??? Hehe

    Selama beberapa bulan itu, aku hanya bisa bersabar dan mengikuti kemana cinta itu memanggil . Seperti kata Kahlil gibran “Jangan pernah mengira kalau kau dapat menentukan arah jalanya cinta, karena cinta, pabila kau telah di pilihnya, akan menentukan perjalanan hidupMu.....”. ku ikuti perjalan perasaan ini sampai pada saat yang tepat menurut ku untuk menyampaikan perasaan ini. Ah siaaaal, saat aku menyampaikan perasaan yang aku sendiri tak mengerti kenapa bisa muncul  , jawabanya simple saja .." bingung, bimbang dan masih ragu".hah, mendengar jawabannya membuat aku ingin sekali membacakan puisinya Hemlet, “si filosuf peragu” yang pernah mendesak bahwa meyakini yang ada dalam hidup ini harus dimulai dengan meragukannya, tetapi sayang ia tidak pernah rela cintanya diragukan oleh Ophelia. kekasihnya. Ingin sekali ku katakan seperti apa yang di katakan oleh Hemlet kepada Ophelia:


Doubt thou the stars are fire;
Doubt the sun doth move;
Doubt truth to be a liar;
But, never doubt I love.
(ragukan bahwa bintang-bintang itu api;
Ragukan bahwa matahari itu bergerak;
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta;
Tapi, jangan ragukan cintaku.)
ah, muncul suatu pertanyaan mendasar dalam hati ini. kenapa Dia ragu? ah sepertinya aku harus menjadi wartawan jilid II ne. Setelah ku tanya terus menerus ternyata, orangnya sudah punya pacar. Huuuuuuuft, siaaaaal…!!! kalau suka pacar orang salah ya? Kalau sebatas menyukai tak apalah karna sama saja dengn mengagumi ciptaannya Tuhan, asalkan jangan merebut pacar orang karna itu sama saja dengan merebut istri sesama, kata teman kos ku.

Siaaaal, aku hanya bisa memalingkan kepala ke belakang dan berkata dalam hati……haaaaaaaisssst, begini neeee….!!!


                                                                                                                               
                                                                                                                                                    


Haaaaaaissss.......bagini...

Tidak ada komentar: