Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Selasa, 07 Mei 2013

Jujur, Aku Bosan Kawan.........


Aku hnya bisa terdiam ketika melihat saudara-saudari seperjuangan ku masih tetap melangkah maju dengan optimis dalam dunia gerakan ini. ya gerakan yang tak memgenal kompromi, gerakan yang total dengan kesadaran penuh untuk tetap berjuang. berjuang untuk mereka yang tak pernah kami kenal, bahkan tak ada hubungan keluarga sama sekali. lewat  perjuangan ini saya sadar bahwa inilah perjuangan yang "TULUS". Perjuangan yang tak mengharapkan balasan....yah, perjuangan tanpa alasan.  Mungkin ini hnya secuil kepedulian kami kepada ibu pertiwi yang selalu kami agung-agungkan. ya mungkin hari ini kami belum bisa berbuat banyak untuk mu Marhaen, tapi satu hal yang  akan selalu  tetap bergelora di dalam dada kami, " Keringat & Tangisan Mu".Mungkin hari ini kami tak mampu berjuang seperti pahlawan-pahlawan kemerdekaan, atau seperti Mahasiswa-mahasiswi yang menumbangkan resim orde baru serta mengagung-agungkan roformasi yang setengah jadi itu. reformasi yang seharusnya hari ini sudah kami lengkapi secara utuh, karena sebagian dari reformasi setengah jadi itu adalah tugas kami sebagai generasi penerus bangsa. tapi toh, sampai detik ini kami belum mampu berbuat banyak. hah, jujur..aku muak dan bosan dengan pendidikan hari ini. pendidikan yang mengajarkan kami untuk hidup dan belajar secara individualis dan pragmatis tanpa memikirkan lingkungan sisial. mereka datang seperti Malaikat, mereka menamakan diri mereka dosen... mereka datang seperti penyambung lidah ALLAH yang turun dari surga untuk menjalankan suatu tugas yang mulia. ya tujuan mereka mungkin mulia, yaitu membodohkan generasi penerus bangsa ini. mereka menggunakan topeng pendidik yang bergelar profesor atau guru besar. mereka datang dengan misi menjadikan Mahasiswa sebagai kelinci percobaan dalam kelas dan mematikan karakter mahasiswa yang sebenarnya.  entah kenapa mereka harus menggunakan cara seperti itu? saya sendiri tak mampu menjawabnya secara pasti. tapi, tapi sepertinya mereka tak mau ada mahasiswa yang lebih mengetahui sesuatu secara utuh, yah mungkin itu yang mereka inginkan agar mereka lebih leluasa membodohi mahasiswa . hari ini tak ada lagi pepatah " Dosen kencing berdiri dan Mahasiswa kencing berlari, yang ada malah Dosen kencing di pundak mahasiswa.   Hari ini pekikan perjuangan HIDUP MAHASISWA itu  hnya sebatas slogan saat ospek, dan agen of change yg diagung-agungkan itu tak ada taringnya lagi. kenapaaa? mungkin realitalah yang mapu menjawabnya dengan tegas.  lihatlah mahahsiswa sekarang sudah terkotak-kotak, terpecah belah. sistem pendidikan yg mahal membuat mereka lebih baik fokus belajar daripada menjadi agen perubahan dengan resiko gagal lulus.

 Persetan dengan rakyat...tugas ku ya cukup belajar di kelas agar cepat selesai dan mencari kerja karena biaya pendidikan mahal. yah...ini mungkin salah satu alasan yang lebih jujur. Biaya PENDIDIKAN yang MAHAL menjadi salah satu faktoruntuk tak peduli dengan lingkungan sosial. Bagi mereka menuntut ilmu di perguruan tinggi itu untuk kedepan bisa tahu cara merauk keuntungan,  bukan untuk pengadian kepada masyarakat. haaah, mereka selalu saja dengan bangga  berpikir seperti itu, tapi maaf kami tidak....!!!!Dengan seribu rintangan pun kami masih tetap optimis, dengan dompet yang kosong pun kami tidak mengeluh, dengan perut yang lapar kami masih tetap berjuang. semua itu kami lakukan bukan untuk memanen pujian atau apalah....kami lakukan semua ini karena Cinta, yah cinta kami kepada setiap umat manusia. sekalipun kami tak saling mengenal siapa itu mereka....karena bagi kami, tak ada alasan untuk berjuang. bagi kami  "PENGABDIAN ADALAHA SEGALANYA"" Marhaen pasti menaaaang.................!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar: