Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Minggu, 15 Desember 2013

Teknik berorasi

Kenapa harus ber-agitasi dan propaganda?
1.    Propaganda sosialisme--yang meluas & cerdik--dan serangan reguler (mobilisasi politik) memiliki keampuhan menuntun massa agar memiliki upaya--dengan berani--untuk membebaskan diri dari hal yang selama ini dikira sudah 'mapan', yaitu alienasi manusia oleh kapitalisme yang menjadikan manusia secara 'sukarela' menafkahkan kesadaran dan kerjanya pada doktrin borjuis/penindas [hegemoni palsu]
2.    Melalui seni grafis & sastra, agitasi & propaganda, mempertemukan estetika futurisme dan revolusi. Bahan-bahan atau materialnya dari: kondisi sosial dan teknologi yang ada (basis produksi), dipertemukan dengan dialektika politik (gerakan sosial revolusioner), menghasilkan gambaran (futurisme) dari masa depan sejarah umat manusia. Sejarah umat manusia yang diretasnya setahap-demi setahap menuju kehendak sosialisme.
Sebelum mengerti bagaimana berorasi yang bagus, kita harus memahami dahulu apa itu orasi dan tujuan dari orasi. Orasi, merupakan salah satu metode untuk berpropaganda, meyakinkan massa luas ttg gagasan kita (pembebasan nasional utk sosialisme). Diterima atau tidaknya gagasan kita, bisa dilihat dlm 2 hal: 1. Orientasi kesadaran (perspektif ideology). 2. Tindakan politik.
Dalam literature bahasa Indonesia, Orasi adalah sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai. Orasi bermacam-macam, ceramah merupakan salah satu bagian dari orasi, pidato, kultum, bahkan puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyorasi, orasi dikenal di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan pada khalayak umum dan memiliki sifat persuasif (wikipwdia).
Orasi, dalam arena politik seringkali diasosiasikan oleh demonstrasi/aksi massa. Orasi merupakan sebuah tradisi dari sebuah pergerakan yang telah lama dikenal.
Tujuan dari orasi adalah: untuk menyampaikan pendapat di hadapan public/massa, baik itu dalam demonstrasi ataupun rapat2 akbar.
Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam berorasi yaitu isiannya yg harus memuat tentang: Agitasi dan Propaganda. Menurut pendapat seorang Marxist dari Inggris, Duncan Hallas (seorang anggota Partai Buruh Sosialis di Inggris), yg menulis artikel “Agitasi dan Propaganda” dinyatakan bahwa, “menurut kamus Oxford, mengagitasi adalah “membangkitkan perhatian (to excite) atau mendorong (stir it up)”, sedangkan propaganda adalah sebuah “rencana sistematis atau gerakan bersama untuk penyebarluasan suatu keyakinan atau doktrin.
Kenapa butuh isian Agitasi dan Propaganda dalam berorasi?
Agitasi itu sendiri memuat isian ttg membakar semangat massa. Agitasi biasanya sebuah ajakan dalam sebuah jargon2 yg masih abstrak, kemudian propaganda-lah yg berperan sebagai penjelas dalam orasi. Propaganda itu sendiri merupakan aktivitas utk menjelaskan gagasan kita ke hadapan orang lain lewat banyak media. Jika dlm demonstrasi, propaganda bisa kita sampaikan lewat oral-verbal ataupun lewat selebaran, poster dan spanduk. Isian dari orasi, selebaran, poster, spanduk haruslah berisi Agitasi dan Propaganda.
Biasanya, dlm sebuah orasi, orator tampil di atas panggung dgn batasan waktu, apalagi jika kita aksi bersama kelompok lain (front). Maka, persoalan berikut adalah: bagaimana menyampaikan gagasan kita yg berisi banyak hal dlm waktu singkat (krn tdk mungkin kita menyampaikan semua perspektif ekonomi-politik sosialis dlm orasi selama 5 – 10 menit, sedangkan Marx sendiri menulis das capital bertahun2 sejak The Economic and Philosophic Manuscripts ditulisnya thn 1844 sebagai pengantarnya. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dlm orasi yg berbatas waktu singkat:
1.       Pahami tema/isu aksi, kemudian:
a.       Sampaikan landasan2 dari isu tersebut. Misal: jika aksi ttg penolakan RUU Kamnas, sampaikan kenapa RUU Kamnas itu lahir.
b.       Sampaikan problematika nyata dr isu tsb dlm kehidupan rakyat. Misal: Apa bahayanya RUU Kamnas thd massa/public.
c.       Sampaikan counter-propaganda. Misal: ttg RUU Kamnas, ada sebagian kelompok yg berpropaganda SETUJU ataupun REVISI RUU Kamnas, maka kita harus menyerang gagasan mereka dgn penjelasan menurut perspektif kita, knp kita MENOLAK, bukan REVISI apalagi SETUJU.
d.       Sampaikan jalan keluar politik dan ekonomi.
2.       Pilih bahasa yg tepat dlm berorasià usahakan jgn memakai bahasa/logika yg sulit, agar massa mudah mengerti (ini bukan berarti under estimate).
3.       Runut, tidak melompat2.
4.       Sampaikan Fakta (realita yg paling dekat dgn massa).
5.       Berikan Jalan keluar politik dan ekonomi.
6.       Berikan data. Agar tidak sekedar menuduh, sebaik2nya kita harus sanggup menyampaikan data.
7.       Berikan agitasi (pengobaran semangat utk melawan). Agitasi bisa dlm bentuk jargon verbal maupun yel-yel dan sedikit lagu-lagu juang utk mengobarkan semangat.
8.       Yakin dlm berbicara. Persoalan ‘yakin’ itu juga harus muncul dlm diri, artinya, kita sendiri juga harus yakin dgn ideology, perspektif dan stratak kita.
9.       Pahami kondisi audiens/massa/pendengar.
Dari kesemuanya, yg penting lagi adl: Sampaikan dgn suaara lantang, Keras dan Tegas dgn kesesuaian naik-turunnya nada (tekanan vocal dalam tiap kata/kalimat).
Orator ulung yg ku kenal adalah: Siti Soendari, dia adalah agitator perempuan yg ada sebelum Soekarno muncul. Tentunya ini bukan Siti Soendari naknya Dr.Soetomo, ya. Ini adl Siti Soendari organizer serikat buruh kereta api di awal2 tahun 20an. Kemudian ada juga Soekarno yg memiliki kemampuan sebagai agitator ulung bahkan dlm skala internasional. Nah, dari Soekarno sendiri, dia memakai bahasa2 kiasan tp mudah dipahami dlm orasi2nya. Missal, kita mengenal orasinya dgn jargon: “inggris kita linggis, amerika kita setrika, jepang kita tending”, itu adalah bentuk agitasi dlm orasi Soekarno. Abstrak memang, namanya juga agitasi. Maka, dlm propaganda, kita harus jelaskan apa landasan agitasi2 kita.
Secara teoritik, variasi metode penyampaian orasi adl sbb:
1.       Kronologis, penjelasan yg menerangkan peristiwa berdasarkan urutan waktu/tahapan.
2.       Ilustrasi, pernyataan yg umum—penjelasancontoh pertentangan atau perbandingan.
3.       Kausalita, hubungan sebab akibat terjadinya suatu fenomena.
4.       Deskriftif, menggambarkan suatu hal atau keadaan (suaasana, bentuk, ciri, warna, rasa).
5.       Problem solving, deskripsi mengenai peristiwa, analisis sebab akibat, solusi.
6.       Deduktif dan Induktive, menguraikan hal yg umum kemudian menyeretnya kepada suatu hal yg kecil; uraian hierarkis.
7.       Klimaks dan Anti Klimaks, menempatkan posisi yg dianggap paling penting pd akhir suatu penjelasan.
8.       Familiaritas, mengemukakan sesuatu yg dikenal kemudian pindah kpd sesuatu hal yg asing.
9.       Akseptabilitas, mengemukakan gagasan yg diterima secara umum dan berlaku scr universal.

Tidak ada komentar: