Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Sabtu, 19 April 2014

5W 1H untuk Menyusun Strategi Pemasaran

Pemasaran atau sering kita sebut marketing adalah pekerjaan yang paling mudah didapat. Pekerjaan yang paling sering ditemukan ketika kita membaca iklan kecik di koran-koran. Tidak peduli lulusan SMA ataupun Sarjana, staf marketing adalah pekerjaan yang seolah-olah menjadi pekerjaan awal yang wajib dijalani untuk menempa mental karyawan-karyawan baru yang ingin terjun ke dunia kerja. Bagi sebagian orang, staf marketing adalah pekerjaan bergengsi dengan penghasilan yang cukup menggiurkan. Dengan catatan,  kita *berhasil*.
Bukan hanya itu, pekerjaan sampingan menjual produk-produk kecantikan, alat-alat rumah tangga, hingga busana yang sedang ramai dilakoni remaja, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga juga dijalankan dengan menggunakan strategi pemasaran tertentu. Siapa yang ingin sukses dan berpenghasilan tinggi harus pandai-pandai mencari cara untuk memasarkan produknya. Memutar otak dengan keras, secara individu maupun berjamaah agar produknya dibeli banyak orang. Dan lagi-lagi, marketing atau pemasaran lah kuncinya.
Untuk itu, dibutuhkan strategi jitu agar produk yang kita pasarkan menjadi laku keras. Banyak strategi pemasaran yang dapat kita pilih dan kita sesuaikan dengan produk kita. Strategi yang tepat dapat membantu keberhasilan kita dalam memasarkan suatu produk. Strategi yang tepat dapat juga berarti efektif dan efisien. Sebaliknya, strategi yang kurang tepat sama juga dengan mubadzir.
Sebagai contoh, kita mudah sekali menemukan diskon besar-besaran di mall atau supermarket, pemberian voucher belanja untuk minimal pembelian tertentu, atau kupon potongan harga untuk barang-barang bertanda khusus.  Atau kita membeli produk dengan sistem member. Membayar sejumlah biaya untuk menjadi member agar pada pembelanjaan selanjutnya bisa mendapat diskon hingga puluhan persen. Semua itu adalah bentuk strategi pemasaran yang umum digunakan untuk penjualan produk-produk tertentu, seperti pakaian, alat rumah tangga, atau kosmetik.
Apa strategi pemasaran untuk produk yang kita miliki? Ada banyak macamnya strategi pemasaran, dari yang mudah hingga yang rumit. Akan tetapi, strategi pemasaran tersebut belum tentu sepenuhnya sesuai dengan produk atau kebutuhan kita. Jika kita merasa belum ada strategi yang sesuai, kita harus berfikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan sendiri strategi pemasaran kita.
Berikut adalah cara mudah menciptakan strategi pemasaran produk pembiayaan yaitu dengan mengadaptasi rumus 5W 1H dari unsur atau pokok-pokok berita dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi sebuah cara untuk membantu memetakan pikiran kita agar dapat menyusun strategi yang lebih tepat.
Apa itu 5W 1H?
5W 1H tentu bukanlah hal baru, 5W, terdiri atas What-apa, Who-siapa, Where-dimana, When-kapan,Why-mengapa, dan 1H adalah How-bagaimana. Begitulah penjelasan dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Tetapi, kali ini 6 unsur tersebut akan bertranformasi menjadi cara memetakan pikiran agar lebih mudah dalam menyusun strategi pemasaran. Nah, bagaimana cara 5W 1H ini bekerja? Berikut penjelasannya.
What (Apa)
Sebelum mulai menyusun strategi pemasaran, kita harus memahami dan mengerti semua hal yang berkaitan dengan produk. Kita harus mengenali semua jenis produk yang kita miliki. Tanpa terkecuali.
Apa saja produk yang kita miliki?
Apa produk kita? Barang, jasa, atau apa? Apapun itu, pelajari satu demi satu produk yang kita miliki, bahkan hafal di luar kepala kalau perlu. Pengertian, jenis, spesifikasi, dan prosedur-prosedur untuk masing-masing produk harus benar-benar kita kuasai. Jangan sampai terjadi kita gagap ketika menjelaskan produk. Terlebih lagi, ketika kita dituntut untuk melakukan presentasi.
Apa saja kelebihan dan kekurangan produk yang kita miliki?
Mengetahui kelebihan dan kekurangan produk kita itu mutlak hukumnya. Kelebihan dari produk yang kita miliki adalah nilai jual yang harus kita tonjolkan ketika kita melakukan pemasaran. Begitu pula dengan kekurangan produk kita. Ketika kita memahami betul bahwa produk kita memiliki kekurangan, maka kelebihan dari produk kitalah yang harus kita gunakan untuk menyamarkan kekurangan tersebut. Menyamarkan tidak sama dengan menutupi, ya. Kekurangan produk kita tetap kita informasikan setelah semua keunggulannya kita beritahukan. Sehingga, nasabah tidak merasa dibohongi dan produk kita tetap memiliki nilai jual yang tinggi.
Who (Siapa)
Siapa, dalam hal ini adalah siapa sasaran dan target kita.
Setelah mengetahui spesifikasi masing-masing produk dan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, langkah selanjutnya adalah menentukan pangsa pasarnya. Siapa yang menjadi target kita. Siapa yang kita prediksikan menjadi sasaran dari produk kita.
Untuk dapat mengetahui siapa target dan sasaran kita, masing-masing produk harus dipilah dan diklasifikasikan. Pelajari kriteria dan persyaratan dari produk yang kita miliki, kemudian sesuaikan dengan sasaran yang akan kita bidik. Perlu juga kiranya mempelajari garis besar karakter masyarakat, komunitas, atau kelompok yang akan kita pilih menjadi sasaran pemasaran. Sehingga, kita dapat lebih mempersiapkan diri ketika harus berhadapan dengan target dan sasaran kita.
Dengan cara demikian, kita bisa lebih fokus dalam memasarkan karena target dan sasaran jelas. Kita juga bisa lebih maksimal dalam membekali diri dengan pengetahuan tentang produk yang akan kita pasarkan. Selain itu, kita juga bisa lebih hemat dan efisien karena  telah memiliki gambaran pasti mengenai siapa dan seperti apa sasaran yang akan kita hadapi. Misalnya, produk A akan sesuai untuk kalangan A, sedangkan produk B sasarannya adalah karyawan B.
When (Kapan)
Kapan, sangat berkaitan dengan penentuan atau pemilihan waktu yang tepat untuk melakukan pemasaran. Menentukan waktu yang tepat atau setidaknya sesuai, secara tidak langsung sama dengan memetakan sasaran kita. Kita dituntut untuk dapat membuat kategori waktu yang disesuaikan dengan jenis produk yang kita miliki, kemudian barulah sasaran kita pilah-pilah berdasarkan kategori waktu yang telah kita buat. Atau dapat dikatakan menyesuaikan dengan “momen”nya.
Momen atau waktu yang tepat dapat mempermudah pemasaran kita. Karena tingkat kebutuhan masyarakat selalu berubah-ubah sesuai dengan waktunya. Bila kita bisa lebih jeli mengamati dan memilah-milah waktu berdasarkan kebutuhan masyarakat, kita akan sangat terbantu dalam melakukan pemasaran. Pemasaran kita bisa lebih efektif dan maksimal bila sesuai dengan momennya.
Contoh mudah:
Seragam sekolah bukanlah kebutuhan pokok. Agar dapat terjual, dibutuhkan momen yang tepat. Seragam sekolah akan sangat laku pada saat pergantian semester atau kenaikan kelas, begitu pula produk tas dan sepatu. Untuk hari-hari biasa, seragam sekolah tidak banyak dicari orang. Jadi, waktu yang tepat untuk memasarkan seragam sekolah adalah ketika kenaikan kelas.
Kita bisa mengatur strategi yang tepat untuk mendongkrak penjualan pada waktu itu, karena saingan kita juga pasti tidak sedikit. Atau setidaknya, sebulan atau dua bulan sebelum kenaikan kelas, kita telah “mencuri” start untuk mencari chanel atau jaringan terlebih dahulu, sehingga penjualan kita bisa lebih meningkat. Yang penting momen kita tepat, jadi penjualan kita bisa lebih maksimal.
Where (Dimana)
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pemetaan lokasi. Menentukan “dimana” kita harus melakukan pemasaran juga penting karena sangat berkaitan dengan efektivitas kinerja. Menentukan tempat atau lokasi pemasaran tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar dapat menentukan lokasi yang tepat untuk memasarkan produk kita sehingga kinerja bisa lebih efektif.
Pertama, sesuaikan jenis produk yang akan kita pasarkan dengan kondisi masyarakat di wilayah tersebut. Kondisi yang dimaksud antara lain, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan kultur atau karakter masyarakat di wilayah tersebut. Sesuaikah dengan produk yang akan kita pasarkan? Jika sekiranya tidak sesuai, jangan memaksakan diri untuk tetap melakukan penetrasi pasar di daerah tersebut, karena kita hanya buang-buang waktu, tenaga, maupun biaya pemasaran.
Kedua, pelajari kompetitor kita. Sudah adakah produk yang sejenis dengan produk kita yang beredar di wilayah tersebut? Bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah tersebut? Adakah celah yang bisa kita manfaatkan untuk penetrasi produk kita?
Untuk dapat melakukan pemasaran di suatu wilayah yang sebelumnya telah dimasuki oleh kompetitor kita, terlebih lagi, jika wilayah tersebut memang wilayah yang kita anggap potensial, setidaknya produk kita harus satu langkah lebih unggul dari kompetitor kita. Jika tidak, jangan salahkan masyarakat bila produk kita dilirik saja pun tidak.
Menentukan wilayah atau lokasi pemasaran itu penting. Selain kinerja kita bisa lebih efektif dan efisien karena lokasi pemasaran jelas, kita juga dapat mempelajari secara langsung, ada tidaknya produk yang sejenis dengan produk kita, bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah tersebut,  sekaligus mengetahui wilayah-wilayah potensial. Karena semakin banyak kompetitor yang “bermain” di wilayah tersebut, semakin potensial pula wilayah tersebut. Namun, itu juga berarti kita harus lebih berhati-hati dan waspada, karena masyarakatnya bisa jadi lebih cerdik dalam memanfaatkan situasi tersebut.
Why (Mengapa)
Dalam melakukan pemasaran, tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Pasti ada kendala-kendala yang menyertai. Oleh sebab itu, unsur Why atau Mengapa ini juga menjadi salah satu unsur yang cukup penting.
Mengapa, dalam hal ini adalah cara yang kita gunakan untuk mengetahui segala macam kendala, hambatan, maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan maupun ketidakberhasilan produk kita di pasaran. Kita perlu menganalisa kembali, sebab-sebab produk kita tidak mampu menembus pasar. Setelah itu, kita juga perlu menggali informasi mengenai kompetitor atau pesaing kita untuk mengetahui sebab maupun alasan di balik keberhasilannya dalam menembus pasar.
Mengapa strategi pemasaran yang lama tidak berhasil? Mengapa produk kita tidak diminati?
Untuk menjawab itu, kita perlu tahu bagaimana kondisi riil di lapangan, siapa pesaing atau kompetitor kita, apa saja kendalanya. Kita juga perlu menggali pengalaman ataupun mencari masukan dari karyawan lama atau dari petugas pemasaran yang sebelumnya.
Sebagai contoh, kampung A adalah wilayah potensial, tetapi mengapa di kampung A produk kita tidak diminati? Produk kita yang kurang sesuai atau cara kita yang kurang pas ketika memasarkan? Kita gali informasi sebanyak-banyaknya untuk mencari celah-celah solusi yang masih mungkin kita gunakan untuk menembus kampung A tersebut. Dengan cara demikian, kita bisa lebih maju satu langkah daripada petugas pemasaran yang sebelumnya.
How (Bagaimana)
Setelah memahami penjelasan masing-masing dari unsur W, berikutnya kita akan masuk pada unsur H yaitu How atau Bagaimana. Unsur How atau bagaimana yang dimaksud adalah bagaimana cara kerja kita selanjutnya, yaitu meramu poin-poin pentingnya dan bersiap untuk action di lapangan.
Pemetaan berdasarkan unsur W sudah kita lakukan, selanjutnya poin-poin penting yang sudah kita petakan pada masing-masing unsur W kita ramu untuk menentukan strategi pemasaran kita di lapangan. Rumusan dari unsur W kita pelajari kemudian kita simpulkan untuk menjadi bekal kita di lapangan. Ketika di lapangan kita telah memiliki gambaran mengenai sasaran dan cara penetrasi pasarnya. Sehingga cara kerja kita menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, kita juga harus tetap berserah diri pada Allah SWT, Tuhan YME, karena sebagus apapun strategi pemasaran kita dan sekeras apapun usaha kita menjalankannya, tanpa ridho dan restu dari Allah SWT, hasilnya hanya akan 0 (nol). Oleh sebab itu, usaha, kerja keras, dan doa harus seiring sejalan. Sholat Tahajud di malam hari, sholat Dhuha sebelum mulai bekerja, atau puasa Senin Kamis, adalah bagian dari ikhtiar kita untuk mencapai keberhasilan. Semoga Allah selalu memberi kemudahan. Amin.
Demikian, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: