Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Jumat, 13 Januari 2012

Selamatkan generasi penerus TTS


   
                                                                    * Honing Alvianto Bana

 Timor Tengah Selatan adalah salah satu kabupaten yang memiliki sumber daya alam cukup besar di indonesia. Mulai dari hasil hutan, batu marmer,batu warna dan juga batu mangan yang akhir-akhir ini sering terdengar di telingah kita. pertanyaannya apakah dengan berbagai macam kekayaan alam di bumi atoin meto ini dapat mengurangi  ataupun menghilangkan tingkat kemiskinan di kabupaten ini? Tengoklah ke belakang, lihat sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. misalnya sarana dan prasarana di bidang pendidikan yang kurang memadai baik di jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, kurangnya fasilitas kesehatan yang belum merata serta sarana dan prasarana transportasi yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan panjang di kalangan masyarakat TTS. belum di tambah lagi dengan masalah-masalah yang butuh perhatian khusus oleh pemerintah ini seperti busung lapar, kurang gizi, trafficking,kekurangan air bersih, kelaparan  dan lain-lain. Dengan melihat kenyataan-kenyataan ini maka masih jauh dari harapan kita semua . Ada apa dengan daerah ini? Inikah kinerjanya pemerintah yang katanya membela masyarakat kecil? Ironis memang tapi, inilah faktanya, kabupaten yang seharusnya sudah maju dalam pembangunan SDM dan SDA masih harus kembali  menyelesaikan masalah klasik seperti ini. Belum terlesaikannya pekerjaan rumah ini,kita kembali di suguhi dengan masalah pertambangan batu mangan yang mulai membongkar-bangkir  bumi ini.
Melihat konteks permasalahan pertambangan di kabupaten TTS ini bukanlah yang pertama terjadi di bumi atoin meto. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah kekurangan jiwa kreatifnya dalam mengelola kabupaten ini. Mereka sudah sangat bingung bagaimana meningkatkan PAD ( pendampatan asli daerah). Sehingga menjual hasil tambang kepada investor dengan harapan perputaran perekonomian rakyat dapat meningkat, yang mana dengan sendirinya akan mendongkrak PAD. memang sepertinya tujuan itu mulia tapi, apakah sudah di pertimbangkan dampaknya? lalu dampaknya siap yang bertanggung jawab? bukankah pemerintah hanya berumur 5 tahun, sedangkan dampaknya bisa saja terjadi setelah itu. Melihat fenomena penguasa yang selalu ''gatal'' dengan alam TTS yang tidak boleh dirambah maka sebagai elemen masyrakat TTS, sudah saatnya kita mengkongkritkan tujuan dari saluran media massa ini menjadi sebuah kontrak politik nyata kepada pemerintah saat ini ( Eksekutif & legislatif). atau kita hanya akan tetap menunggu dan hanya berkomentar saja ? atau mungkin kita hanya menunggu dan berharap semua ini hanya wacana /issu saja??? kalau itu yang ada di benak kita, jangan-jangan kita sudah kalah langkah dengan langkah penguasa saat ini !!! Mari bergerak dan bersatu dalam satu wadah  masyarakat TTS independen yang konkrit menjaga dan melestarikan alam TTS tercinta. Smoga kedepannya pemerintah daerah kab.TTS lebih tanggap terhadap masalah ini karena tanggung jawab untuk memajukan bumi atoin meto ada di pundak generasi muda. SELAMATKAN GENERASI PENERUS TTS !!!!


                                                                    

Tidak ada komentar: