Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Selasa, 18 September 2012

Menjadi pemimpin diri sendiri


    Setiap diri adalah pemimpin. Dalam lingkungan terkecil: seorang suami adalah raja rumah tangga, seorang istri adalah ratu rumah tangga. Dan, minimal –dan ini yang justru paling substansial—setiap diri adalah pemimpin atas diri sendiri.
Maka, kepemimpinan tak melulu soal interaksi jamak antar manusia. Bukan lantaran tak punya pengikut orang lain maka Anda tak berhak disebut pemimpin. Sebab, setiap diri –tak terkecuali saya, Anda atau siapa pun-- tak lepas dari seorang pengikut, yaitu diri sendiri.
Maka, pimpinlah diri Anda. Pimpinlah diri sebaik-baiknya. Satukan pikiran, perasaan dan tindakan pada tujuan. Pastikan diri selalu dalam posisi on the track. Tuhan melihat daya juang Anda untuk tujuan baik Anda. Lalu, biarkan Tuhan yang mengabarkan kesuksesan Anda.
Dan, ingat, hanya pemimpin sejati yang paling layak  menjadi pemimpin. Mengapa?
Pemimpin sejati adalah dia yang telah memiliki track record  keberhasilan untuk memimpin anak buah paling liar: nafsu. Dialah pula pemenang dalam peperangan terbesar di muka bumi: perang melawan hawa nafsu. Dialah Wisanggeni yang lahir kembali usai direbus dalam lahar candradimuka.
Itulah dia pemilik integritas itu. Dan, hanya dia yang punya integritaslah yang layak berada di depan.
Karenanya, pimpin diri Anda. Tunjukkan bahwa Anda mampu untuk memimpin diri ke tujuan paripurna Anda sebelum memimpin orang lain. Maka Anda pun layak meraih kepercayaan.
Dan, ingat, Anda tak akan pernah mampu mengemban kepercayaan dan hanya akan menjadi pecundang kecuali Anda memang punya integritas.

Tidak ada komentar: