Kaum Miskin Indonesia

Kaum Miskin Indonesia
Perjuangan kita tak akan sia-sia. Asalkan kita tahu dari mana kita berasal (diktum sokrates), dan kemana tujuan kita (aquinas), serta dimana kita akan berhenti (Honing A Bana).

Selasa, 18 September 2012

Pemimpin yang baik


   DARI sudut psikologi-politik, pemimpin yang baik bukanlah  pemimpin yang mencalonkan diri tetapi pemimpin yang dicalonkan rakyat. Namun, 99,99% pemimpin yang muncul di Indonesia adalah pemimpin yang mencalonkan diri hanya karena antara lain punya uang banyak. Celakanya adalah, 99,99% rakyat Indonesia, terutama para pemilih dalam pemilu/pemilukada tidak memahami psikologi, terutama psikologi kepribadian. Hasilnya adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang korup.
Mencalonkan diri dan ambisi
Calon pemimpin yang mencalonkan diri sebagian besar adalah karena faktor ambisi (dalam arti negatif). Sebab di belakang ambisi pribadi, tentu ada otivasi-motivasi pribadi. Karena fokusnya adalah pribadi, maka format berpikirnya adalah mengutamakan kepentingan pribadi. Hal ini akan mempengaruhi perilaku dan kebijakan-kebijakannya. Calon pemimpin yang demikianseringkali kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Apalagi kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat hanya merupakan kegiatan sampingan dan mungkin merupakan skala prioritas ke-9999. Kekecualian memang ada. Tetapi, kebanyakan begitu.
Dicalonkan rakyat dan amanah
Calon pemimpin yang dicalonkan rakyat adalah karena faktor amanah (dalam arti positif). Sebab, rakyat menilai orang yang dicalonkan dianggap sebagai tokoh masyarakat yang merakyat. Kebanyakan berdasarkan pengamatan sengaja atau tak sengaja selama bertahun-tahun. rakyat sudah mengenal kualitas pribadinya, perilakunya dan kualitas kepemimpinannya. Dengan demikian, jika dia terpilih, punya rasa tanggungjawab yang besar terhadap rakyatnya. Jika perlu, seluruh gajinya akan dibagikan ke rakyat, terutama rakyat miskin. Kekecualian memang ada, tetapi kebanyakan demikian.
Contoh
1.Sebagai manusia, Nabi Muhammad adalah manusia biasa. Namun sebagai Nabi, beliau adalah manusia yang luar biasa. Beliau tidak hanya dipilih rakyat, tetapi dipilih dan dipercaya langsung oleh Tuhan untuk mengajarkan, mengamalkan dan menyebarluaskan agama Islam.
2.Sebagai manusia biasa, Bung Karno wajar saja kalau suka wanita dan tukang kawin. Tetapi sebagai pejuang kemerdekaan, beliau mempunyai nilai lebih yang layak diapresiasi. Punya ideologi yang jelas. Beliau maju sebagai presiden atas usulan dan desakan rakyat. Karena telah terbukti beliau punya jasa-jasa terhadap kepentingan bangsa dan negara. Bukan demi kepentingan pribadinya. Walaupun Bung Karno maju sebagai capres menggunakan keendaraan politik PNI (Partai Nasional Indonesia), namun beliau menang telak dalam pemilu sebab beliau telah terbukti berangkat dari perjuangan nyata demi rakyat.
Bagaimana calon pemimpin sekarang
Kualitas calon pemimpin kita kebanyakan bermodalkan uang banyak, pamer gelar sarjana, pakai peci dan jilbab hanya saat kampanye visi dan misi yang tidak realiisris, janji-janji sorgawi, slogan-slogan berupa pepesan kosong dan mencalonkan diri demi ambisi pribadi dan golongannya. Kalaupun dia terpilih, bukan karena kualitasnya, tetapi karena uang dan janji-janji sorganya. Atau karena faktor popularitas, kharisma, figurnya dan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kualitas. Calon-cal;on pemimpin sekarang juga banyak yang tidak punya ideologi yang jelas.

 ”Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang mencalonkan diri tetapi dicalonkan rakyat

Tidak ada komentar: